Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

LEX TALIONIS

Gambar
LEX TALIONIS “Kamu telah mendengar Firman Tuhan: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.” (Matius 5:38)   Shalom, selamat pagi saudara yang dikasihi Tuhan. Kita bertemu lagi dalam acara renungan pagi spiritual life. Bagaimana kabar bapak, ibu dan saudara semua ? Saya berharap saudara semua dalam keadaan sehat dan tetap dalam lindungan Allah Tritunggal yang maha kasih.  Saudara yang dikasihi Tuhan, pagi hari ini kita akan kembali merenungkan firman Tuhan sebelum kita beraktifitas. Renungan kita masih diambil dari khotbah di bukit, dan hari ini kita akan membahas secara khusus Matius 5:38. Di dalam ayat ini kita akan melihat bagaimana Kristus memberikan penjelasan yang lebih lanjut tentang hukum  Lalu mengapa ajaran gigi ganti gigi ini sepertinya bertentangan dengan hukum kasih yang Kristus ajarkan ? Saudara,  ajaran ini sama sekali tidak bertentang jika kita memahami maknanya dengan baik. Dan makna dibalik hukum Pertama, keadilan Makna pertama dari hukum ini adalah keadilan. Hukum in

JANGAN BERSUMPAH PALSU

Gambar
JANGAN BERSUMPAH PALSU Matius 5: 33-37   Shalom saudara… Bagaimana kabar saudara hari ini? Besar harapan kami bahwa kasih Allah senantiasa menanungi kita semua. Hari ini kita akan kembali merenungkan kebenaran Firman Tuhan yang akan melanjutkan pembahasan tentang Yesus dan Hukum Taurat dalam ayat 33-37. Saudara, mari kita baca terlebih dahulu ayat 33. Kata “sumpah” yang dimaksudkan oleh Yesus adalah “janji-janji yang diucapkan dibawah sumpah.” Dimana orang yang mengucapkan sumpah itu berseru kepada Allah, menjadikan Allah saksi serta menghukumnya jika ia tidak menepati janji-janjinya. Sehingga perintah : “…jangan bersumpah palsu…” merupakan larangan untuk membuat sumpah dan janji palsu, membuat suatu ikrar, lalu melanggarnya. Dan aplikasi yang tepat dari perintah ini ialah, bahwa semua orang harus menepati janjinya dan menjadi orang yang ucapannya dapat dipegang atau dapat dipercaya. Mari kita lanjutkan ayat 34-37. Ayat-ayat ini lebih menekankan pada larangan jangan bersumpah

RELAKAH DITERTAWAKAN DEMI KESUCIAN PIKIRAN?

Gambar
Relakah Ditertawakan Demi Kesucian Pikiran? Matius 5 : 27 -32   Shallom saudara… Bagaimana kabar saudara hari ini? Harapan kami, anugerah Allah tetap melingkupi kita semua. Hari ini, kita akan kembali merenungkan kebenaran Firman Tuhan dalam Matius pasal 5, yang akan difokuskan pada ayat 27-32. Saudara, jika kita membaca ayat ini dengan seksama kita dapat melihat bahwa dalam khotbahNya, Yesus membagi ayat 27-32 menjadi 2 bagian. Bagian pertama adalah tentang “larangan untuk berzinah” (ay. 27-30) dan kedua adalah ‘perceraian dan pernikahan kembali (ay. 31-32).” Kedua bagian ini bukan suatu bagian yang terpisah, sebab “perceraian dan pernikahan kembali (ay. 31-32)” tidak terdapat dalam hukum taurat. Sehingga, kita bisa memahami maksud Yesus menggabungkan dua bagian ini adalah dasar dari kesucian dalam pernikahan adalah ketaatan terhadap larangan jangan berzinah. Oleh sebab itu, kita perlu memahami pengertian dan praktek dari ajaran Yesus tentang “jangan berzinah.”       Ajaran Ye

BERDAMAI DENGAN SIAPAPUN

Gambar
Berdamai dengan Siapapun Mat. 5: 25-26 Selamat pagi saudara yang terkasih dalam Tuhan. Puji Tuhan hari ini kita kembali berjumpa dalam program spiritual life, dimana kita akan bersama-sama merenungkan kebenaran Firman Tuhan. Hari ini kita akan merenungkan Firman Tuhan yang terambil dari Matius 5:25-26. Pada renungan kemarin kita sudah melihat bahwa membunuh bukan hanya berbicara tentang pembunuhan secara fisik. Tetapi pembunuhan dapat dilakukan dengan menggunakan perbuatan dan kata-kata. Karena itu penting bagi kita untuk berusaha menjaga perdamaian dengan sesama. Dan hari ini kita akan merenungkan bahwa ada dua tanggung jawab yang harus kita lakukan: Pertama, Tanggung jawab sementara Tanggung jawab sementara adalah tanggung jawab yang harus kita tanggung selama kita hidup di dalam dunia ini. Jika pelanggaran yang kita lakukan kepada orang lain telah sangat merugikan bahkan menyakiti orang tersebut dalam hal tubuh jasmani, harta maupun nama baiknya, maka kita harus bersikap rendah hati

JANGAN MEMBUNUH

Gambar
Jangan Membunuh Matius 5:21-24     Shalom, selamat pagi bapak/ibu/saudara yang terkasih dalam Tuhan. Puji Tuhan hari ini kita kembali berjumpa dalam program spiritual life di mana kita akan bersama-sama merenungkan kebenaran Firman Tuhan. Hari ini kita akan merenungkan kebenaran Firman Tuhan yang terambil dari Matius 5:21-24. Dalam bagian ini, Yesus menjelaskan perintah keenam dari 10 perintah Allah yaitu “jangan membunuh”. Ia melanjutkan penjelasanNya mengenai hukum tersebut dengan memberikan beberapa contoh. Melalui contoh-contoh tersebut, Ia menunjukkan perintah yang lebih luas, dan menunjukkan standar yang lebih tinggi. Uraian yang diberikan oleh Yesus mengenai perintah ini adalah bukan larangan untuk membunuh dalam artian harafiah saja yakni membunuh dengan menumpahkan darah. Tetapi juga membunuh dengan tindakan yang sepertinya wajar untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, yakni: 1.    Marah tanpa sebab sama dengan membunuh dalam hati. Kemarahan adalah gejolak hati yang alami

YESUS DAN HUKUM TAURAT

Gambar
YESUS DAN HUKUM TAURAT “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya... .  Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar  …  sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga”.                              (Matius 5:17-20)         Shalom saudara yang dikasihi di Tuhan selamat pagi. Senang bisa kembali bertemu dengan saudara di dalam renungan pagi spiritual life, khususnya di hari pertama dalam minggu ini. Saudara yang dikasihi Tuhan, kita akan kembali melanjutkan pembahasan kita dari ajaran Yesus dalam khotbah di bukit.   Dan ayat yang menjadi landasan dari pembahasan kita pagi hari ini terambil dari Matius 5:17-20.         Saudara dalam ayat-ayat ini, ada dua kesalapahaman yang ingin Kristus luruskan khusus dalam kaitannya dengan  hubungan antara ajaran Kristus dan hukum taurat. Dan hari ini kita akan mencoba melihat dan belajar dari dua

TERANG DUNIA

Gambar
TERANG DUNIA “Kamu adalah terang dunia. … sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu… supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan  Bapamu yang di sorga”.  (Matius 5: 14-16)       Shalom, selamat pagi bapak, ibu dan saudara yang dikasihi Tuhan. Senang rasanya bisa menjumpai saudara dalam acara renungan pagi spiritual life .  Pagi hari ini kita akan kembali merenungakan Firman Tuhan sebelum kita memulai aktifitas kita. Dan Firman Tuhan pada pagi hari  masih terambil dari ajaran Kristus dalam khotbah di bukit. Ayat yang menjadi dasar dari perenungan kita pada pagi hari ini adalah Matius 5:14-16. Konteks dari ayat-ayat ini adalah setelah Kristus mengajarkan bagaimana seharusnya cara hidup orang kristen yang dikontraskan dengan cara hidup orang dunia, khususnya di dalam “ucapan berbahagia” . Maka hal berikut yang dilakukan oleh Kristus adalah mengajarkan bahwa mereka yang kehidupannya sudah dibaharui itu, kemudian akan diutus ke dalam dunia. Karena

MENJADI GARAM

Gambar
MENJADI GARAM MATIUS 5: 13-16   Seringkali ayat ini terdengar di telinga kita.  Namun justru karena seringnya seringkali ini menjadi ayat yang biasa saja dan tidak menjadi sebuah tantangan untuk kita.  Garam dan terang seringkali hanya di pahami sebagai peranan orang percaya.  Sebenarnya garam dan terang bukan berbicara tentang peranan melainkan identitas kita di dalam Kristus di tengah dunia. Dalam ayat ini apabila kita mempelajari dari konteksnya, ayat ini ditempatkan bukan pada kondisi yang mudah.  Menjadi garam, garam pada konteks zaman itu digunakan untuk mengawetkan dan mengasinkan.  Ini berarti dunia sedang mengalami kebusukan dan ketawaran.  Identitas kita sebagai garam inilah yang diperlukan dunia.  Memberi rasa enak sambil tetap menjaga rasa asin dari sumber kita yaitu Kristus. Orang-orang percaya seperti ini yang dunia butuhkan.  Berbeda dengan orang yang menjadi tawar.   Dalam bahasa asli dikatakan menunjukan diri bodoh.  Banyak orang percaya yang sudah memiliki

SUKACITA TERBESAR

Gambar
SUKACITA TERBESAR Matius 5:11-12 Shalom, hari ini kita akan melanjutkan perenungan kita yang masih berkaitan dengan pembahasan sebelumnya. Yakni terambil dari Matius 5:11-12 yang membahas mengenai orang yang menderita oleh sebab kebenaran dan orang-orang seperti inilah yang disebut berbahagia dan mendapat upah dalam Kerajaan Sorga. Orang percaya yang memilih menderita karena kebenaran dalam ayat ini adalah mereka yang tidak mau berbuat dosa dengan melawan hati nurani mereka. Apapun dalih yang diajukan oleh dunia untuk menggoda, mereka tetap memilih untuk hidup benar dihadapan Allah. Memang pilihan ini adalah pilihan yang sulit tapi Allah telah menyediakan penghiburan bagi orang-orang percaya yang menderita tersebut. Hari ini kita akan melihat janji apa saja yang Tuhan berikan bagi orang percaya yang setia dalam penderitaan: 1). Mereka akan berbahagia, bahagia yang dimaksudkan di sini bukan karena kekayaan yang mereka miliki atau keadaan yang nyaman. Namun karena mere

Berbahagialah Karena Kebenaran

Gambar
BERBAHAGIALAH KARENA KEBENARAN Kebahagiaan biasanya diidentikkan dengan segala sesuatu yang membuat kita nyaman atau hati kita senang. Namun dalam ayat ini makna kebahagian tentu saja bertolak belakang dengan pandangan dunia. Inilah yang ingin disampaikan oleh Yesus bahwa arti dan ukuran kebahagian tidak ditentukan oleh keadaan, nyaman atau tidaknya kita. Dalam masa awal kekristenan, keadaan orang-orang kudus sangat menderita dan mengalami keadaan sangat parah bahkan menyedihkan. Mereka dianiaya, dikejar dan dibunuh. Seolah-olah orang Kristen seperti buronan, sehingga siapa saja yang menemukannya boleh membantainya. Mereka dicampakkan bagai sampah, didenda, dipenjarakan, dibuang, dirampas kekayaannya serta disingkirkan. Mereka menderita karena tidak mau berbuat dosa melawan hati nurani mereka atau menyangkal Yesus. Meskipun keadaan ini begitu berat tetapi mereka tetap bertahan karena mereka percaya bahwa Allah sendiri yang melimpahi mereka dengan sukacita kekal. Standar keba

PEMBAWA DAMAI

Gambar
PEMBAWA DAMAI Matius 5:9 Shalom, hari ini kita akan kembali merenungkan kebenaran Firman Tuhan yang terambil dari ucapan bahagia Yesus di dalam Matius 5:9. Ayat ini berkata, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”. Saudara, di tengah dunia yang penuh dengan dendam dan permusuhan ini, orang percaya harusnya menjadi pembawa damai. Seorang pembawa damai adalah orang yang bisa membawa diri dengan baik, dan menciptakan suasana menyenangkan sehingga tidak menimbulkan kebencian dan permusuhan. Berikut ini adalah 2 ciri karakter orang yang membawa damai, yaitu: 1.     Watak cinta damai. Sama seperti orang yang mencintai dusta maka ia akan terikat pada kebiasaan berbohong. Demikian pula dengan orang yang mencintai kedamaian maka damai akan terlihat dari semua tindakannya. Cinta damai berarti kita selalu mengusahakan perdamaian dan menjadikannya salah satu unsur/bagian dalam diri kita. 2. Tutur kata yang penuh damai. Orang yang membawa damai ak

BERBAHAGILAH ORANG YANG SUCI HATINYA

Gambar
BERBAHAGILAH  ORANG YANG  SUCI HATINYA Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.  Matius 5:8 Shalom, selamat pagi saudara yang dikasihi Tuhan. Saya senang hari ini bisa kembali bertemu dengan saudara dalam acara renungan pagi Spiritual Life.   Dan Pagi hari ini kita akan kembali melanjutkan renungan kita, sebelum kita mulai beraktifitas.  Renungan kita pagi hari ini masih diambil dari ucapan bahagia Tuhan Yesus  di dalam Matius 5:8, ayat ini berbunyi “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah”.  Kata “suci hatinya” di dalam ayat ini  berbicara tentang keseluruhan kondisi hati kita. Jika kita telah mempraktekkan hal-hal yang diajarkan dalam ayat-ayat sebelumnya. Misalnya kemarin kita sudah mempelajari tentang kemurahan hati, orang yang bermurah hati akan membuat batinnya bersih dari segala ketamakan dan sifat mementingkan diri sendiri. hati yang lemah lembut  membuat kita bersih dari segala hal keinginan untuk

BERBAHAGILAH ORANG YANG MURAH HATI

Gambar
BERBAHAGILAH  ORANG YANG MURAH HATI Matius 5:7: “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan."        Shalom, selamat pagi saudara yang dikasihi Tuhan. Pagi hari ini kita akan kembali merenungkan Firman Tuhan, sebelum kita mulai beraktifitas.   Renungan kita pagi hari ini masih memgambil tema dari ucapan bahagia dari khotbah Tuhan Yesus di bukit, yang akan menjadi fokus renungan kita selama beberapa minggu terakhir. Ayat yang menjadi perenungan kita pada hari ini terambil dari Matius 5:7, Dikatakan disana “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan". Di dalam ayat ini Tuhan Yesus berkata bahwa kebahagiaan akan menjadi miliki orang yang bermurah hati. Banyak orang berpikir bahwa merupakan sebuah keuntungan jika kita bisa mendapatkan pemberian. Tapi Tuhan berkata bahwa orang yang berbahagia adalah orang bermurah hati atau memberi. Orang bermurah hati menjaga batinya dari ketamakan, keegoi