The Fear of the Lord
The Fear of the Lord (Takut akan Allah)
Saudara, ayat-ayat yang
kita baca merupakan jawaban saudara-saudara Yusuf setelah mereka dituduh mengambil
piala perak. Dengan yakin mereka mengatakan bahwa tuduhan tersebut salah dan tidak
ada apa pun yang diambil dari rumah Yusuf. Bahkan uang yang mereka dapatkan di
karung dalam perjalanan sebelumnya pun sudah dikembalikan. Bagi mereka, hal ini
menunjukkan bahwa mereka tidak mungkin mencuri emas atau perak dari rumah Yusuf
setelah tindakan tersebut. Dalam pembelaan itu mereka juga memberikan janji
yang serius atau bersumpah. Jika ada di antara mereka yang ternyata kedapatan
memiliki barang curian tersebut maka biarlah dia mati dan sisanya akan menjadi
budak Yusuf.
Tanggapan yang
diberikan saudara Yusuf dalam ayat ini menunjukkan keyakinan yang kuat bahwa tidak
ada salah satu pun di antara mereka yang mencuri. Mengapa mereka dapat dengan yakin
mengatakan hal tersebut? Kemungkinan besar ialah karena mereka meyakini nilai
yang sama dalam keluarganya. Sebagai keturunan Abraham, Ishak dan Yakub maka
mereka dididik untuk hidup takut akan Allah. Dalam tradisi Israel, setiap
keluarga selalu menanamkan nilai takut akan Allah yang berarti hidup dalam
ketaatan dan kesetiaan pada hukum dan perintah-Nya. Nilai ini yang diteruskan dan
ditanamkan kepada mereka dan juga keturunannya. Meskipun memang dalam
perjalanannya mereka masih melakukan kesalahan (seperti peristiwa pengkhianatan
Yusuf). Namun dalam peristiwa ini, mereka menjamin bahwa semua anggota keluarga
memegang nilai yang sama. Tindakan mencuri yang dituduhkan pada mereka jelas
tidak sesuai dengan nilai takut akan Allah yang mereka yakini bersama.
Saudara, apa yang dilakukan oleh keluarga Yakub
dalam kisah ini dapat menjadi teladan yang baik bagi keluarga-keluarga Kristen.
Sebagai orang tua kita dapat mencontoh Yakub dengan memperkenalkan nilai-nilai
Firman Tuhan, mengajarkan anak-anak agar taat pada perintah-perintah-Nya atau
menjelaskan pentingnya memiliki hubungan yang erat dengan Allah. Selain itu, yang
terpenting adalah sebagai orang tua kita juga harus menjadi teladan dalam
mempraktikkan nilai-nilai tersebut. Dengan cara ini, seluruh anggota keluarga akan
menyadari bahwa kehendak Allah adalah pusat dari seluruh kehidupan mereka. Nilai-nilai
inilah yang dapat membantu keluarga kita dalam menghadapi berbagai tantangan
zaman. Mari kita selalu meminta kekuatan dan hikmat dari Allah sehingga setiap
tindakan atau keputusan dalam keluarga kita berlandaskan kebenaran Firman
Tuhan.
Saudara, apakah Firman Tuhan dan kehendak Allah sudah menjadi pusat dari seluruh kehidupan keluarga saudara? Jika belum. Maka marilah datang kepada Tuhan dan meminta hikmat dan bimbingan-Nya sehingga sebagai orang tua kita dapat menanamkan nilai-nilai yang sesuai dengan kehendak Allah. Dan mari meminta kekuatan dari Roh Kudus sehingga kita mampu menjadi teladan yang baik bagi anggota keluarga yang lain. Kiranya setiap tindakan atau keputusan dalam keluarga kita berlandaskan kebenaran Firman Tuhan. (MS)
Komentar
Posting Komentar