The Fear of the Lord

Senin, 4 November 2024                             
The Fear of the Lord  (Takut akan Allah) 
Bacaan Alkitab : Kejadian 44 : 7-9

Saudara, ayat-ayat yang kita baca merupakan jawaban saudara-saudara Yusuf setelah mereka dituduh mengambil piala perak. Dengan yakin mereka mengatakan bahwa tuduhan tersebut salah dan tidak ada apa pun yang diambil dari rumah Yusuf. Bahkan uang yang mereka dapatkan di karung dalam perjalanan sebelumnya pun sudah dikembalikan. Bagi mereka, hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak mungkin mencuri emas atau perak dari rumah Yusuf setelah tindakan tersebut. Dalam pembelaan itu mereka juga memberikan janji yang serius atau bersumpah. Jika ada di antara mereka yang ternyata kedapatan memiliki barang curian tersebut maka biarlah dia mati dan sisanya akan menjadi budak Yusuf.

 

Tanggapan yang diberikan saudara Yusuf dalam ayat ini menunjukkan keyakinan yang kuat bahwa tidak ada salah satu pun di antara mereka yang mencuri. Mengapa mereka dapat dengan yakin mengatakan hal tersebut? Kemungkinan besar ialah karena mereka meyakini nilai yang sama dalam keluarganya. Sebagai keturunan Abraham, Ishak dan Yakub maka mereka dididik untuk hidup takut akan Allah. Dalam tradisi Israel, setiap keluarga selalu menanamkan nilai takut akan Allah yang berarti hidup dalam ketaatan dan kesetiaan pada hukum dan perintah-Nya. Nilai ini yang diteruskan dan ditanamkan kepada mereka dan juga keturunannya. Meskipun memang dalam perjalanannya mereka masih melakukan kesalahan (seperti peristiwa pengkhianatan Yusuf). Namun dalam peristiwa ini, mereka menjamin bahwa semua anggota keluarga memegang nilai yang sama. Tindakan mencuri yang dituduhkan pada mereka jelas tidak sesuai dengan nilai takut akan Allah yang mereka yakini bersama.

 

Saudara, apa yang dilakukan oleh keluarga Yakub dalam kisah ini dapat menjadi teladan yang baik bagi keluarga-keluarga Kristen. Sebagai orang tua kita dapat mencontoh Yakub dengan memperkenalkan nilai-nilai Firman Tuhan, mengajarkan anak-anak agar taat pada perintah-perintah-Nya atau menjelaskan pentingnya memiliki hubungan yang erat dengan Allah. Selain itu, yang terpenting adalah sebagai orang tua kita juga harus menjadi teladan dalam mempraktikkan nilai-nilai tersebut. Dengan cara ini, seluruh anggota keluarga akan menyadari bahwa kehendak Allah adalah pusat dari seluruh kehidupan mereka. Nilai-nilai inilah yang dapat membantu keluarga kita dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Mari kita selalu meminta kekuatan dan hikmat dari Allah sehingga setiap tindakan atau keputusan dalam keluarga kita berlandaskan kebenaran Firman Tuhan.

 

Saudara, apakah Firman Tuhan dan kehendak Allah sudah menjadi pusat dari seluruh kehidupan keluarga saudara? Jika belum. Maka marilah datang kepada Tuhan dan meminta hikmat dan bimbingan-Nya sehingga sebagai orang tua kita dapat menanamkan nilai-nilai yang sesuai dengan kehendak Allah. Dan mari meminta kekuatan dari Roh Kudus sehingga kita mampu menjadi teladan yang baik bagi anggota keluarga yang lain. Kiranya setiap tindakan atau keputusan dalam keluarga kita berlandaskan kebenaran Firman Tuhan. (MS)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ribka Menjadi Istri Ishak (5)

Small Things Big Impact

Abram di Mesir (1)