Test of Loyalty
Test of Loyalty (Ujian Kesetiaan)
Saudara dalam ay. 1-9, kita melihat bahwa Yusuf sedang menguji saudara-saudaranya berkaitan dengan kesetiaan mereka terhadap Benyamin terutama saat ia sedang ditimpa masalah. Ujian tersebut dilakukan Yusuf dengan cara memasukkan piala miliknya ke dalam karung milik Benyamin untuk menuduhnya mencuri piala tersebut. Dalam ay. 10, pernyataan Yusuf tentang, “Ya. Usulmu itu baik. Tetapi, siapa di antara kamu yang kedapatan menyimpan piala…dialah yang akan menjadi budakku, sedangkan yang lain bebas dari salah.” Menunjukkan kelanjutan ujian Yusuf yaitu dengan memberikan hukuman kepada satu-satunya yang bersalah (dalam kisah ini Benyamin yang bersalah), sedangkan yang lainnya dapat pergi dan kembali ke Kanaan.
Kisah ini sebenarnya menggambarkan bahwa kehidupan yang kita jalani seringkali memperhadapkan kita pada ujian-ujian kesetiaan dalam relasi dengan sesama. Seperti : jika salah satu anggota keluarga/rekan sepelayanan/rekan kerja mengalami kecelakaan fatal sehingga memerlukan biaya pengobatan yang besar, mengalami kerugian akibat penipuan, menderita sakit yang parah dan sulit disembuhkan, dan masih banyak lagi. Apakah kita akan menolong sejauh yang kita mampu lakukan atau mengabaikan kesulitan yang mereka alami dengan cara mengeluhkan keadaan diri sendiri.
Saudara, sebenarnya ujian-ujian kesetiaan dalam relasi dengan sesama diijinkan Allah untuk mendewasakan karakter kita. Respons kita dalam ujian-ujian tersebut akan menunjukkan apakah karakter Kristus seperti kesetiaan sudah bertumbuh atau belum dalam diri kita. Jika sudah mulai bertumbuh maka jika timbul ujian dalam kehidupan kita maka keputusan serta pilihan yang kita ambil akan berdasarkan karakter Kristus yang sedang bertumbuh dalam diri kita. Misalnya : menolong sesama yang sedang kesulitan sejauh kita mampu menolong, mengambil tanggung jawab untuk mendoakan serta mengunjungi mereka yang sakit, dll. Dengan demikian, mari tunjukkan pertumbuhan karakter Kristus dalam setiap ujian yang terjadi dalam kehidupan kita.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, bagaimana cara kita meresponi ujian kehidupan terutama berkaitan dengan kesetiaan dalam relasi? Mari tumbuhkan karakter kesetiaan dalam membangun relasi dengan sesama. (TH)
Komentar
Posting Komentar