Membangun Kepercayaan

Jumat, 1 November 2024                                    
Membangun Kepercayaan
Bacaan Alkitab : Kejadian 44 : 1-2

Saudara di awal perikop ini diceritakan bahwa setelah makan bersama itu selesai, Yusuf memberikan perintah khusus kepada kepala rumah. Kepala rumah Yusuf mengisi karung yang dibawa saudaranya dengan gandum sebanyak yang bisa mereka bawa. Kemudian menaruh kembali uang mereka di mulut karung-karung tersebut. Terakhir, Yusuf memerintahkan pelayannya untuk menaruh piala peraknya di dalam karung milik Benyamin. Piala yang sengaja ditaruh di dalam karung digunakan sebagai alat untuk menguji bagaimana sikap mereka ketika Benyamin dituduh mencuri. Yusuf sengaja merekayasa situasi tersebut untuk melihat apakah saudara-saudaranya akan dengan mudah menyerahkan Benyamin seperti yang mereka lakukan dulu kepadanya.

Di dalam cerita sebelumnya, kita dapat melihat bahwa memang Yusuf telah mengampuni saudara-saudaranya. Hal ini terlihat saat dia menunjukkan kasih dan kebaikannya dengan menyediakan jamuan makan, mengembalikan uang dan memperlakukan mereka dengan hormat. Meskipun demikian, dalam ayat bacaan hari ini dia tidak serta merta mempercayai mereka sepenuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengampunan dan kepercayaan merupakan dua hal yang berbeda. Keputusan untuk mengampuni orang lain merupakan hal yang dapat segera dilakukan. Tetapi kepercayaan adalah proses yang membutuhkan waktu serta perlu dibangun secara perlahan dan bertahap.

Saudara, melalui sikap Yusuf kita dapat belajar beberapa prinsip penting dalam sebuah hubungan. Pertama, bijaksana dalam memberikan kepercayaan. Memberikan kepercayaan kembali kepada orang yang sudah menyakiti kita membutuhkan waktu dan juga pembuktian. Kita dapat mempercayai mereka kembali jika memang ada bukti perubahan perilaku yang ditunjukkan. Kedua, jika kita adalah pihak yang menyakiti maka berikan waktu bagi orang lain untuk mempercayai kita kembali. Usahakan untuk tidak menuntut orang lain agar langsung mempercayai. Tetapi sebaliknya tunjukkanlah perubahan sikap dari waktu ke waktu. Mari kita selalu meminta bimbingan dari Allah agar kita dapat membina hubungan yang baik dengan orang lain.

Saudara, apakah saat ini saudara sedang memberikan kesempatan kepada orang yang pernah melukai saudara? Ataukah saat ini saudara berada dalam proses mengembalikan kepercayaan orang lain? Jika saudara sedang memberikan kesempatan untuk orang lain, maka mari meminta Allah memberikan hikmat, kesabaran dan kasih agar saudara dapat menilai dengan baik. Sebaliknya, jika saudara sedang berusaha mengembalikan kepercayaan orang lain. Maka mari meminta kekuatan dan bimbingan dari Allah sehingga saudara dapat menunjukkan perubahan melalui tindakan nyata. Mari kita berdoa agar Allah memberikan kita kekuatan agar dapat menjadi berkat dalam setiap hubungan yang kita miliki. (MS)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ribka Menjadi Istri Ishak (5)

Small Things Big Impact

Abram di Mesir (1)