Membangun Kepercayaan
Membangun Kepercayaan
Bacaan Alkitab : Kejadian 44 : 1-2
Saudara di awal perikop ini diceritakan bahwa
setelah makan bersama itu selesai, Yusuf memberikan perintah khusus kepada
kepala rumah. Kepala rumah Yusuf mengisi karung yang dibawa saudaranya dengan
gandum sebanyak yang bisa mereka bawa. Kemudian menaruh kembali uang mereka di
mulut karung-karung tersebut. Terakhir, Yusuf memerintahkan pelayannya untuk
menaruh piala peraknya di dalam karung milik Benyamin. Piala yang sengaja
ditaruh di dalam karung digunakan sebagai alat untuk menguji bagaimana sikap
mereka ketika Benyamin dituduh mencuri. Yusuf sengaja merekayasa situasi
tersebut untuk melihat apakah saudara-saudaranya akan dengan mudah menyerahkan
Benyamin seperti yang mereka lakukan dulu kepadanya.
Di dalam cerita
sebelumnya, kita dapat melihat bahwa memang Yusuf telah mengampuni
saudara-saudaranya. Hal ini terlihat saat dia menunjukkan kasih dan kebaikannya
dengan menyediakan jamuan makan, mengembalikan uang dan memperlakukan mereka
dengan hormat. Meskipun demikian, dalam ayat bacaan hari ini dia tidak serta
merta mempercayai mereka sepenuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengampunan dan
kepercayaan merupakan dua hal yang berbeda. Keputusan untuk mengampuni orang lain
merupakan hal yang dapat segera dilakukan. Tetapi kepercayaan adalah proses
yang membutuhkan waktu serta perlu dibangun secara perlahan dan bertahap.
Saudara, melalui sikap
Yusuf kita dapat belajar beberapa prinsip penting dalam sebuah hubungan. Pertama,
bijaksana dalam memberikan kepercayaan. Memberikan kepercayaan kembali
kepada orang yang sudah menyakiti kita membutuhkan waktu dan juga pembuktian.
Kita dapat mempercayai mereka kembali jika memang ada bukti perubahan perilaku
yang ditunjukkan. Kedua, jika kita adalah pihak yang menyakiti maka
berikan waktu bagi orang lain untuk mempercayai kita kembali. Usahakan untuk
tidak menuntut orang lain agar langsung mempercayai. Tetapi sebaliknya
tunjukkanlah perubahan sikap dari waktu ke waktu. Mari kita selalu meminta
bimbingan dari Allah agar kita dapat membina hubungan yang baik dengan orang
lain.
Saudara, apakah saat ini saudara sedang memberikan kesempatan kepada orang yang pernah melukai saudara? Ataukah saat ini saudara berada dalam proses mengembalikan kepercayaan orang lain? Jika saudara sedang memberikan kesempatan untuk orang lain, maka mari meminta Allah memberikan hikmat, kesabaran dan kasih agar saudara dapat menilai dengan baik. Sebaliknya, jika saudara sedang berusaha mengembalikan kepercayaan orang lain. Maka mari meminta kekuatan dan bimbingan dari Allah sehingga saudara dapat menunjukkan perubahan melalui tindakan nyata. Mari kita berdoa agar Allah memberikan kita kekuatan agar dapat menjadi berkat dalam setiap hubungan yang kita miliki. (MS)
Komentar
Posting Komentar