Hak dan kewajiban rasul I

Kamis, 8 Desember 2022
Hak dan kewajiban rasul I
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 9: 1-18

Dalam perikop ini dituliskan tentang dua hal yang merupakan keberatan orang-orang Yahudi terhadap Paulus. Keberatan pertama, kerasulan Paulus (ay. 1-2a) disebabkan karena orang-orang Yahudi memiliki kualifikasi untuk seorang Rasul yaitu mereka adalah salah satu dari dua belas murid Yesus Kristus sedangkan, Paulus bukanlah salah satu dari mereka. Dan, untuk menjawab keberatan ini Paulus menyatakan bahwa bukti dari kerasulannya adalah jemaat di Korintus sebagai, “…materai dari kerasulanku…” (ay. 2b). 
Keberatan kedua adalah sikap Paulus yang tidak biasa dari seorang pelayan Injil yaitu Paulus tidak menggunakan haknya sebagai seorang rasul yaitu menerima bantuan keuangan untuk dirinya, pelayanannya bahkan keluarganya. Meresponi hal ini, Paulus menuliskan beberapa pertanyaan dalam ay. 4-12a berkaitan dengan hak setiap orang untuk dapat menikmati hasil usahanya seperti hak seorang prajurit untuk menikmati kemenangan; tukang kebun anggur untuk menikmati hasil kebunnya, dll. Dan pada ay. 12b Paulus menyatakan bahwa, “Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu sendiri…” menunjukkan penyangkalan diri Paulus. Dengan tujuan untuk efektivitas perkabaran Injil dan tidak menjadi rintangan bagi Injil. Hal ini terutama Paulus tuliskan untuk menjawab serangan orang-orang Yahudi yang menuduh Paulus telah mengambil keuntungan secara finansial dari pelayanan yang ia lakukan.  
Saudara melalui perikop ini  Paulus hendak menyatakan bahwa sebagai pelayan Tuhan, ia melaksanakan pelayanannya dengan tulus hati dan penuh penyangkalan diri. Hal ini, Paulus pertegas dengan menyatakan bahwa ia tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri melalui semua pelayanan yang ia lakukan, sebab semua hasil pelayananya adalah pekerjaan Allah dan upah yang ia terima adalah keselamatan jiwa-jiwa yang ia layani (ay. 16-18). Saudara, pelayanan yang kita lakukan mungkin dapat menggoda kita untuk menjadi sombong jika berkaitan dengan hasilnya, menggoda kita untuk mencari puji-pujian yang sia-sia jika pelayanan berfokus pada diri sendiri, dan menggoda kita untuk menjadikan pelayanan sebagai sarana untuk memuaskan ego kita. Namun, tulisan Paulus yang kita renungkan hari ini mengingatkan, menegur dan menasihatkan kita agar senantiasa menjadikan Allah sebagai pusat dari pelayanan kita sehingga kita melayani-Nya dengan tulus dan penuh penyangkalan diri.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman Tuhan yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah Allah menjadi fokus pelayanan yang kita kerjakan? Mari selidiki hati dan pikiran kita tentang siapa yang menjadi fokus kita dalam pelayanan. Dan, apabila bukan Allah mari datang kepada-Nya memohon ampun dan meminta kekuatan dari Allah untuk dapat mengalami perubahan hati. Tetapi, apabila Allah telah menjadi fokus dalam pelayanan kita mari kita mengucap syukur sebab Allah-lha yang menjadi kekuatan bagi kita sehingga kita dapat melayani-Nya dengan tulus dan penuh penyangkalan diri. -Thelie Herlina-

Mari Layani Allah dengan Tulus dan Penuh Penyangkalan Diri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup