Yesus dan Hukum Taurat (1)

Selasa, 19 Januari 2021
Yesus dan Hukum Taurat (1)
Matius 5:17-30


 Shalom, selamat pagi saudara yang terkasih. Senang bisa berjumpa lagi dalam Spiritual Life, untuk bersama-sama merenungkan kebenaran Firman Tuhan. Dan ayat perenungan kita hari ini terambil dari Matius 5:17-30.
 Saudara, diayat 17 Yesus menyatakan dengan jelas tujuannya datang ke dunia yaitu bukan untuk membatalkan Hukum Taurat, tetapi untuk menggenapinya. Ia menegaskan pula bahwa Perjanjian Lama adalah firman Allah yang kekal (ayat 18). Artinya Perjanjian Lama menyatakan kehendak Allah yang tidak berubah bagi umat-Nya. Oleh karena itu, siapa pun yang melalaikan atau melanggar satu perintah saja dari firman Tuhan itu, ia telah melanggar seluruh firman Tuhan. Ia bukan anggota Kerajaan Surga (ayat 19). 
 Yang menarik adalah, Yesus memakai contoh kehidupan keagamaan dari para ahli Taurat dan orang Farisi. Bagi Yesus kehidupan agama mereka tidak sejati. Mereka bukan pelaku firman Tuhan (ayat 20). Mungkin kita bertanya, bagaimana mungkin orang-orang yang kesehariannya bergaul dengan firman Tuhan ternyata di mata Yesus bukanlah pelaku Firman? Jawabannya adalah karena ketaatan orang Farisi hanya bersifat lahiriah. Apa yang mereka lakukan tidak didasarkan atas kasih yang tulus kepada Allah dan sesama. Oleh sebab itu, Yesus menasehati para murid-Nya untuk tidak memiliki hidup keagamaan seperti yang dimiliki ahli Taurat dan orang Farisi. Yesus ingin para murid-Nya melakukan Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh mulai dari dalam hati bukan hanya secara lahiriah. 
 Saudara, menjadi orang Kristen yang taat melakukan ibadah dan kegiatan keagamaan adalah sesuatu yang baik. Tetapi jika tindakan ini hanyalah sebuah tindakan lahiriah saja dan tidak didasarkan pada kasih kepada Allah dan sesama. Maka itu semua adalah sia-sia.
Saudara marilah mengambil waktu sejenak untuk merenungkan Firman Tuhan yang baru saja kita dengar. Saudara adakah diantara kita yang selama ini melakukan kegiatan keagamaan sebagai rutinitas saja dan bukan aktifitas rohani yang tulus? Jika ada marilah kita berdoa meminta Allah mengubah sikap hati kita sehingga mampu menghayati kehendakNya. -DENAL SUTANTO-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan yang Benar

Kebenaran Yang Sejati

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus