Menghormati Allah dalam Penderitaan

Senin, 1 September 2025
Menghormati Allah dalam Penderitaan 
Bacaan Alkitab : Keluaran 22: 28


          Dalam bagian berikutnya pada pasal 22 dengan judul perikop, “berbagai peringatan tentang kekudusan.” Kita akan melihat beberapa hukum yang mengatur relasi yang kudus antara bangsa Israel dengan Allah dan  para pemimpin Israel. Pada ayat 28, hukum menuliskan tentang dua sikap yaitu “Janganlah mengutuk Allah dan jangan menyumpahi pemimpin bangsamu.”

Pada masa timur dekat kuno, sikap mengutuki Allah menjadi sesuatu yang umum terjadi. Bangsa Israel yang baru saja keluar dari tanah Mesir telah dipengaruhi oleh tradisi politeistis atau menyembah banyak dewa yang dilakukan oleh bangsa Mesir. Contoh dalam Alkitab yaitu istri Ayub yang mengatakan, “...masihkah engkau bertekun dalam kesalehanmu? Kutukilah Allah dan matilah!” (ayub 2: 8). Sikap ini biasanya muncul ketika seseorang sedang mengalami penderitaan dan menganggap bahwa penderitaan terjadi karena dewa gagal melindunginya. Sehingga, ia dapat menyembah dewa lain yang dianggap lebih kuat. Dengan demikian, pada masa itu seseorang dapat memberkati dewa yang menjadikan ia kaya, sehat, dll. Dan, mengutuki dewa yang menjadikan ia hidup dalam penderitaan.

Saudara, sikap mengutuki (qalal = memandang rendah, menghina) Allah masih menjadi suatu pola yang tanpa sadar masih dipraktikkan sampai saat ini. Misalnya : ketika kita mengalami peristiwa di luar kendali seperti sakit penyakit, bisnis yang gagal, bencana alam, dll. Mungkin kita mempertanyakan kasih dan keadilan Allah seakan-akan kita tahu akan masa depan jauh lebih baik daripada Allah. Sikap ini merupakan sikap merendahkan Allah dan dapat menjadikan kita kehilangan iman kepada-Nya. Dengan demikian, mari kembali mengevaluasi setiap respons yang kita tunjukkan ketika terjadi peristiwa di luar kendali kita. Peristiwa yang terjadi di luar kendali kita merupakan bagian dari cara Allah menumbuhkan iman kepada-Nya serta membentuk karakter seperti : kesabaran, rendah hati, dll. Oleh sebab itu mari respons peristiwa tersebut dengan ucapan syukur kepada Allah sebab kita mengimani bahwa Allah memiliki rencana yang indah dalam kehidupan kita.

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, bagaimana kita merespons setiap situasi yang terjadi di luar kendali kita? Jika kita masih mempertanyakan karakter serta rencana Allah bagi hidup kita. Maka, mari datang kepada-Nya dan meminta ampun lalu mintalah Allah menolong kita agar dapat senantiasa menghormati-Nya dalam setiap situasi kehidupan kita. (TH)

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Pengalaman Rohani Bersama Allah