Kesiapan dalam Kesucian
Kesiapan dalam Kesucian
Dalam bagian berikutnya dari perintah Allah
mengenai pembuatan pakaian imam, Allah menegaskan bahwa efod, atau kain bagian luar dari pakaian imam,
harus memiliki dua
tutup batu bahu yang
disambungkan pada bagian atasnya. Selain itu, terdapat juga ikat pinggang dari tali-tali
berwarna-warni yang
mengikat kedua ujungnya. Ikat pinggang pada efod berfungsi sebagai pengikat yang menyatukan bagian-bagian
terpisah dari pakaian tersebut, sehingga membentuk
satu kesatuan yang utuh. Namun, fungsi ini bukan sekadar teknis, melainkan juga
sarat dengan makna
rohani.
Ikat pinggang pada efod melambangkan kesatuan dan kesiapan dalam
pelayanan. Dalam
budaya Ibrani, tindakan mengikat
pinggang melambangkan
kesiapan untuk
bertindak — baik untuk bekerja, berperang, maupun
melayani. Demikian pula, para imam yang mengikat pinggang mereka menunjukkan kesiapan dan kesigapan hati untuk melayani Tuhan dengan sepenuh hati
di hadapan-Nya.
Saudara, pelayanan kepada Tuhan bukanlah sekadar
aktivitas lahiriah,
tetapi juga sikap batin yang siap dan
taat. Kesiapan batin
ini menuntut disiplin
rohani, kerendahan hati, dan ketekunan. Sama
seperti ikat pinggang efod yang menyatukan seluruh bagian pakaian imam,
demikian juga Tuhan menghendaki agar hati, pikiran, dan perbuatan kita menyatu dalam kekudusan dan kesetiaan. Oleh
karena itu, dalam melayani Tuhan, kita tidak hanya dituntut untuk bertanggung jawab atas tugas yang dipercayakan kepada kita, tetapi juga
untuk menjadi berkat melalui
setiap tindakan
kepada sesama.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan
firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah hidup dan pelayanan kita
sudah “terikat” dengan kesiapan, kebenaran, dan kesetiaan kepada Tuhan? Ataukah
kita masih longgar oleh kelalaian, kesibukan, dan sikap setengah hati? Mari
evaluasi hati kita dengan jujur di hadapan-Nya lalu mintalah Roh Kudus agar
senantiasa menyiapkan hati dan tindakan-tindakan kita sehingga menjadi berkat
di mana pun kita berada. (TH)

Komentar
Posting Komentar