Ketika Allah Menuliskan Hukum-Nya

Sabtu, 20 Desember 2025
Ketika Allah Menuliskan Hukum-Nya 
Bacaan Alkitab : Keluaran 31:18

Dalam keluaran 31:18, saat  di puncak Gunung Sinai Musa telah selesai mendengar seluruh firman Tuhan. Kemudian Tuhan menyerahkan kepadanya dua loh batu — loh yang ditulisi oleh sendiri oleh Allah. Loh batu ini bukan sekadar dokumen; ia adalah perjanjian kudus, sakral, dan permanen tertulis bukan oleh manusia, melainkan oleh Allah sendiri. Loh batu itu adalah bukti: hukum moral Tuhan bukan produk manusia, melainkan asal-usulnya ilahi. Ketika Allah menuliskannya dengan jari-Nya sendiri, artinya hukum itu mempunyai otoritas langsung dari Tuhan — kekal, tidak berubah, dan melampaui apapun yang diciptakan manusia.

“Tuhan sendiri menuliskan — bukan lewat nabi, bukan lewat manusia — melainkan oleh kekuasaan dan kuasa-Nya.” Dan loh batu itu tidak mudah habis, kerana terbuat dari batu — kuat, tahan lama, melambangkan kekokohan hukum Tuhan untuk generasi demi generasi. Tetapi ada dua makna sekaligus:

  • Di satu sisi, loh batu menunjukkan kekokohan hukum — permanen, tak berubah.
  • Di sisi lain, memilih batu sebagai media juga menggambarkan kerasnya hati manusia — bahwa dalam keadaan alami, manusia sulit menerima dan menuliskan apa yang baik dalam hati kita. Tuhan tahu itu.

Oleh karena itu, hanya dengan kuasa-Nya — “jari Allah” — hukum itu bisa tertulis. Dan ini mengingatkan kita: bukan manusia yang membuat standar moral; melainkan Allah yang menanamkan standar itu, dan hanya lewat kuasa-Nya pula hukum itu punya otoritas sejati.

Firman Tuhan adalah Dasar Hidup yang Kokoh. Karena hukum ditulis oleh Allah sendiri dan di loh batu yang tidak mudah rusak, maka Firman-Nya adalah dasar yang kokoh. Bukan sekadar pedoman adat, opini manusia, atau norma budaya yang berubah-ubah tetapi fondasi kehidupan yang tahan lama.  Dalam budaya yang terus berubah, mudah tergoda menurunkan atau menyelewengkan norma moral. Tetapi loh batu mengingatkan: standar benar-salah bukan milik manusia, melainkan milik Tuhan. Kita dipanggil untuk tetap berpegang teguh pada kebenaran itu.

Saudara, Apakah kita memberi ruang bagi firman Tuhan untuk membentuk keputusan-keputusan kecil dalam kehidupan kita? Biarlah kita terus mengingat bahwa loh batu yang dituliskan oleh jari Allah bukan hanya penanda hukum, tetapi penanda kasih. Tuhan tidak memberi perintah untuk membebani, melainkan untuk menuntun. Dan meskipun kita tidak selalu mampu menaati semuanya dengan sempurna, Roh Kuduslah yang menolong, menuliskan kembali kebenaran itu di dalam loh hati kita. Kiranya setiap hari kita hidup dari firman yang kokoh, berjalan dalam kasih yang memimpin, dan dipulihkan oleh kuasa-Nya yang bekerja dalam batin kita. Dan biarlah hidup kita menjadi bukti bahwa hukum Tuhan bukan sekadar tulisan pada batu, tetapi kehidupan yang nyata melalui kita. (FS)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah