Hikmat Untuk Memahami Kehendak Allah

Rabu, 17 Desember 2025
Hikmat Untuk Memahami Kehendak Allah
Bacaan Alkitab : Keluaran 31 : 6-11

Firman Tuhan hari ini melanjutkan kisah mengenai panggilan Allah pada Bezale’el dan Aholiab. Keduanya dipilih, dipenuhi dengan Roh Allah, dan dianugerahi hikmat serta kemampuan khusus untuk menyelesaikan pekerjaan kudus yang Allah percayakan. Aholiab, dari suku Dan, memiliki keahlian menjahit, menenun, membordir bahan-bahan untuk kemah pertemuan. Selain itu, Tuhan juga memampukan “semua ahli” (ay. 6) sehingga seluruh pekerjaan dapat dikerjakan dengan tepat sesuai perintah-Nya. Bezale’el unggul dalam seni logam dan rancangan, sementara Aholiab ahli dalam seni tekstil dan detail artistik. Keahlian mereka bukan sekedar bakat alami, tetapi juga karunia khusus dari Allah. Mereka ditempatkan berdampingan agar saling melengkapi dalam tugas yang sangat penting. Pembangunan kemah suci bukanlah pekerjaan biasa-ini adalah proyek ilahi yang menuntut ketelitian, kekudusan, dan kolaborasi dalam kehendak Allah. 
          Allah menegaskan , “ Tepat seperti yang Kuperintahkan kepadamu, mereka harus membuatnya.” (ay. 6-11). Ini menunjukkan dua hal penting, yaitu : pertama, dibutuhkan hikmat untuk menangkap perintah Allah (ay. 6). Semua detail tentang kemah suci disampaikan lewat kata-kata dari Allah, dan pengrajin harus mampu memahami menerjemahkannya dalam bentuk karya seni yang bersifat fisik. Kedua, “ketepatan seperti yang Kuperintahkan kepadamu..” tidak dapat dikerjakan sendirian. Dua orang diperlukan untuk memastikan bahwa apa yang Allah maksud benar-benar diterjemahkan secara tepat. Setiap benda dalam Kemah Suci berada di bawah standar kekudusan Allah; kesalahan kecil pun dapat menjadi pelanggaran serius. Karena itu, kerja sama Bezale’el dan Aholiab merupakan bagian dari rencana Allah untuk menjaga kekudusan pekerjaan-Nya.

          Saudara, demikian juga dengan perjalanan kita bersama dengan Allah. Ada saatnya kita merasa Tuhan berbicara melalui firman atau dorongan hati. Namun untuk memahami kehendak-Nya dengan benar, kita membutuhkan kerendahan hati. Kita perlu membuka diri kepada pelayan Tuhan, pembimbing rohani, dan saudara seiman agar apa yang kita tangkap tidak salah mengartikan. Dengan demikian, kita dapat menerjemahkan kehendak Tuhan menjadi tindakan yang benar, setia, dan berkenan di hadapan-Nya.

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah sikap rendah hati telah bertumbuh dalam diri kita sehingga bersedia untuk dibantu memahami kehendak Allah melalui firman-Nya? Marilah kita belajar dari Bezale’el dan Aholiab – bahwa pekerjaan Tuhan membutuhkan hati yang taat, hikmat dari-Nya, serta kerendahan hati untuk bekerja bersama. Kiranya kita selalu mencari kehendak-Nya dan menafsirkan suara-Nya dengan bijaksana, agar hidup kita menjadi karya yang “tepat seperti yang diperintahkan Tuhan,” dan menjadi persembahan yang berkenan kepada-Nya. (TH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah