Union With Christ

Rabu, 19 November 2025
Union With Christ 
Bacaan Alkitab : Keluaran 29:21-24

          Dalam perikop tentang “Penahbisan Harun dan anak-anaknya” Allah memberikan petunjuk rinci tentang bagaimana korban penahbisan harus dipersembahkan di hadapan-Nya. Domba penahbisan dipersembahkan sebagai korban bakaran bagi Allah, dan sebagian dari korban itu dimakan oleh para imam. Korban yang telah dipersembahkan kepada Allah bukan merupakan korban yang najis meskipun telah membersihkan dosa manusia. Hal ini karena korban yang dipersembahkan juga telah dikuduskan oleh Allah bersama dengan dosa-dosa umat-Nya. Sehingga, daging korban seperti bagian paha, lemak juga roti-roti tidak beragi yang telah dikuduskan Allah menjadi bagian dari perjamuan kudus antara Allah dan para imam. Bagian ayat 21-24 ini bukan sekedar ritual penyucian, tetapi gambaran profetik tentang perjamuan kudus dalam perjanjian baru. Darah korban yang dipercikkan kepada pakaian para imam merupakan simbol dari darah Kristus yang tercurah bagi kita di Kalvari untuk menyucikan kita dari dosa (Ibr. 9:22). Sementara itu, roti yang diolesi minyak menggambarkan tubuh Kristus yang dipecahkan dan diurapi Roh Kudus bagi keselamatan manusia (Luk. 22: 19). Saat para imam memakan persembahan itu, mereka mengekspresikan communion atau persekutuan yang kudus antara Allah dan manusia. Dengan demikian, bagian ayat yang kita baca hari ini menunjukkan bahwa para imam disucikan sehingga dapat terlibat dalam jamuan makan bersama-sama dengan Allah dalam perjamuan kudus.

          Saudara demikian pula kita saat ini, Ia mengundang kita untuk menikmati jamuan makan bersama-Nya dalam perjamuan kudus. Pada masa perjanjian baru, Yesus Kristus pertama kali melakukan perjamuan kudus bersama dengan murid-murid-Nya. Hal ini dapat kita lihat dalam Mat. 26: 26-28,”...Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya : “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” Lalu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampuanan dosa.” Inilah darah dan roti sejati yang berasal dari Sang Imam Besar Agung kita. Dalam momen ini, Ia menggenapi makna penahbisan kuno: Allah menguduskan umat-Nya agar bersatu dengan-Nya melalui darah dan tubuh Kristus. Oleh karena itu perjamuan kudus bukan hanya ritual atau simbol, melainkan sarana kasih karunia di mana Allah memperbaharui kita, menguatkan iman, dan meneguhkan union with Christ yaitu  persekutuan dengan Sang Juruselamat.

          Saudara, saat kita datang ke meja perjamuan, datanglah dengan hati yang disucikan dan penuh ungkapan syukur. Sadari bahwa Allah sendiri yang mengundang kita untuk duduk dan makan bersama-Nya. Melalui perjamuan itu, kita tidak hanya mengenang salib, tetapi juga mengalami kuasa kebangkitan Kristus yang menyatukan kita dengan-Nya kini dan selama-lamanya.

          Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara saat kita mengikuti perjamuan kudus, apakah kita sungguh menyadari bahwa kita sedang menyatu dengan Allah melalui darah dan roti yang kita makan? Mari respons undangan makan Allah dengan hati yang disucikan dan penuh ungkapan syukur sehingga kita menikmati penyatuan kita dengan Allah senantiasa. (TH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah