Imamat Rajani

Kamis, 13 November 2025
Imamat Rajani 
Bacaan Alkitab : Keluaran 29:6-8

Dalam bagian penahbisan Harun dan anak-anaknya sebagai imam, Allah memberikan dua perintah khusus kepada Musa. Pertama, Musa harus menaruh serban di atas kepala Harun dan mengikatnya dengan jamang emas. Jamang adalah hiasan logam dari emas murni yang dipasang di bagian depan serban imam besar Israel. Dalam bahasa ibrani, jamang ini disebut tzitz, yang berarti “pelat emas,” dan pada pelat itu terukir tulisan “Kudus bagi Tuhan.”

Kedua, Musa harus mengambil minyak urapan dan menuangkannya di atas kepala Harun untuk mengurapinya. Tindakan ini melambangkan penyertaan dan pengudusan oleh Tuhan atas tugas pelayanan yang kudus. Minyak urapan dituangkan ke atas kepala mereka, menunjukkan bahwa mereka dikhususkan untuk pelayanan mereka (ayat 7). Kedua tindakan tersebut menegaskan bahwa jabatan imam besar bukan sekedar posisi kehormatan, melainkan tanggung jawab yang dijalankan di bawah perintah dan penyertaan Allah sendiri.

Saudara sebagai orang Kristen, kita disebut “imamat rajani” (1 Ptr. 2: 9).  Istilah ini bukan menunjuk pada jabatan keagamaan tertentu, melainkan status rohani kita di hadapan Allah. Status ini diberikan sejak kita menerima keselamatan oleh anugerah melalui karya penebusan Yesus Kristus di Kalvari. Kematian dan kebangkitan-Nya telah membuka jalan bagi setiap orang percaya untuk datang langsung ke hadirat Allah (Ibr. 10: 19-22), tanpa perantaraan imam  manusia atau ritual rumit seperti zaman Perjanjian Lama. Darah Kristus menyucikan hati nurani kita dari dosa (Ibr. 10: 19-22), ketika kita menyadari keberdosaan, mengaku dosa, dan menerima pengampunan-Nya.

Salah satu hal yang menarik dalam Perjanjian Baru adalah setelah mengalami pertobatan maka setiap kita dianugerahi Roh Kudus (Roma 8:28). Ia berkarya dalam batin kita untuk menguduskan, membentuk hati, pikiran, dan tindakan agar menjadi serupa dengan Kristus (Roma 8: 29). Roh Kudus akan membimbing kita sedemikian rupa baik melalui firman-Nya, pengalaman hidup maupun nasihat saudara seiman. Karena itu, tugas kita sebagai imamat rajani ialah hidup dalam ketaatan kepada bimbingan Roh Kudus, mempersembahkan hidup sebagai korban yang kudus dan berkenan kepada Allah (Rm. 12: 1-2). Dengan demikian persekutuan dengan Allah akan senantiasa terpelihara, dan kita dapat memuliakannya dalam setiap aspek kehidupan. 

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara sebagai imamat rajani, bagaimana cara kita memberikan respons terhadap bimbingan Roh Kudus dalam kehidupan kita? Mari berikan respons ketaatan sehingga persekutuan kita dengan Allah akan terus terpelihara selamanya. (TH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah