Larangan yang Menyelamatkan
Larangan yang Menyelamatkan
Dalam bagian ini, Tuhan memberikan
petunjuk yang sangat rinci kepada Musa mengenai pembuatan tabir di dalam Kemah
Suci. Tabir ini memisahkan antara Tempat
Kudus dan Tempat
Maha Kudus, yaitu tempat di mana tabut perjanjian diletakkan atau simbol kehadiran
Allah sendiri. Di sana dijelaskan bahwa, tidak ada seorang pun yang boleh masuk
ke dalam Tempat Maha Kudus kecuali imam besar, itu pun hanya sekali dalam setahun pada
hari pendamaian, dengan membawa darah korban sebagai penebus dosa umat.
Tabir itu menjadi lambang pemisah
antara manusia berdosa dan
Allah yang kudus. Di satu sisi, tabir menunjukkan betapa
mulianya hadirat Tuhan, tetapi di sisi lain, tabir juga menegaskan jarak yang
terbentang akibat dosa manusia. Tuhan ingin berdiam di tengah umat-Nya, namun
kekudusan-Nya tidak bisa disatukan dengan dosa. Jadi larangan ini bukan karena
Allah ingin menjauh dari manusia melainkan, karena kekudusan-Nya yang sempurna
tidak dapat dipadukan dengan keberdosaan
manusia.
Saudara yang terkasih, setiap larangan yang Tuhan berikan pada kita bukan tanpa alasan. Kalau kita lihat dalam kitab Kejadian pasal 2, di sana berisi larangan Tuhan kepada Adam dan Hawa agar tidak memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Larangan itu diberikan karena Tuhan tidak mau manusia sama seperti iblis yang memiliki sifat melawan dan memberontak. Namun pada akhirnya Adam dan Hawa tidak menaati larangan tersebut sehingga mereka berdosa di hadapan Tuhan dan diusir dari taman Eden. Dan karena Adam dan Hawa sehingga kita mewarisi dosa itu. Karena itu, salah satu karakter dosa manusia adalah selalu berusaha untuk melawan dan memberontak. Kalau kita tarik ke pembangunan kemah suci, kehadiran Allah ditengah-tengah bangsa Israel menuntut mereka untuk hormat terhadap hadiratnya. Dan larangan-larangan itu menjaga bangsa Israel agar tidak menghancurkan mereka dari dosa mereka sendiri.
Sama halnya dengan kehidupan kita di
masa kini, sering kali sikap melawan dan memberontak terhadap larangan dan
perintah Tuhan masih ada dalam kehidupan kita, namun ketahuilah larangan yang
Tuhan berikan kepada kita itu mencegah kita untuk menghancurkan diri kita dari
dosa kita sendiri. Untuk itu marilah kita hidup taat akan perintah dan larangan
Tuhan serta melihat itu sebagai kasih dan perlindungan Tuhan bagi kita.
Saudara, apakah kita melihat larangan
Tuhan sebagai bentuk kasih dan perlindungan, bukan sebagai hukuman? Kiranya
melalui firman Tuhan ini kita mengerti bahwa, larangan dan perintah yang Tuhan
berikan pada kita merupakan kasih Tuhan yang menjaga dan melindungi kita dari
maut. (RT)
Komentar
Posting Komentar