Fondasi yang Tak Tergoyahkan: Penebusan Kristus
Fondasi yang Tak Tergoyahkan: Penebusan Kristus
Dalam Keluaran 26:19–21, Allah memerintahkan
untuk dibuatkan “alas” atau “fondasi” dari perak untuk menopang papan-papan
tabernakel. Setiap papan memiliki dua tenon—bagian kayu yang menonjol untuk dimasukkan
ke dalam lubang pada papan lain sehingga membentuk sambungan yang kuat—dan masing-masing masuk ke dalam dua alas
perak. Satu alas membutuhkan satu talenta perak seberat ±34–42
kg, menunjukkan nilai yang sangat
tinggi. Dalam Alkitab, perak sering dikaitkan dengan penebusan, seperti dalam
Bilangan 18:16, ketika penebusan anak sulung ditetapkan dengan lima syikal
perak. Hal ini mengajarkan bahwa dasar berdirinya Kemah Suci—tempat hadirat Allah—adalah karya penebusan. Secara tipologis,
perak melambangkan penebusan yang digenapi dalam Kristus (1 Ptr. 1:18–19), sehingga hubungan manusia dengan Allah
berdasarkan penebusan Kristus.
Penebusan Kristus terjadi melalui
kematian-Nya di kayu salib, yang melayakkan kita sehingga status kita bukan
lagi orang berdosa, melainkan orang yang dibenarkan (Rm. 3:24). Jika penebusan
dijadikan dasar hubungan, maka kita bukan lagi musuh Allah, melainkan
anak-anak-Nya (Gal. 4:4–7). Status baru ini membawa kita ke dalam proses
pengudusan, di mana hati, pikiran, dan tindakan kita terus diubahkan sehingga
semakin serupa dengan Kristus.
Saudara, seperti alas perak yang
dijadikan fondasi untuk kemah pertemuan dengan Allah. Mari sadari bahwa dasar
hubungan kita adalah penebusan Kristus
dan datanglah dengan
hati yang penuh ucapan syukur, bukan dengan rasa bersalah karena mengingat
dosa-dosa kita. Ucapan syukur akan menguatkan keyakinan bahwa pengampunan-Nya
nyata, sehingga kita memiliki keberanian untuk mendekat kepada Allah. Dengan
demikian, hubungan kita dengan Allah akan menumbuhkan iman yang teguh
kepada-Nya.
Saudara mari sejenak kita merenungkan
firman yang baru saja kita dengar. Saudara, bagaimana kesadaran akan penebusan
Kristus sebagai fondasi hubungan kita dengan Allah mengubah cara kita membangun
hubungan dengan-Nya? Mari sadari dan datanglah ke hadapan-Nya dengan ucapan
syukur dan sukacita senantiasa. (TH)

Komentar
Posting Komentar