Dari Pengampunan Menuju Persekutuan Dengan Allah
Dari Pengampunan Menuju Persekutuan Dengan Allah
Bacaan Alkitab : Keluaran 27:18–19
Pelataran
Kemah Suci digambarkan sebagai
area luas yang mengelilingi Kemah Suci itu sendiri. Untuk memasuki Kemah Suci tempat Allah berdiam,
seseorang harus terlebih dahulu melewati pelataran. Pelataran ini bisa kita
ibaratkan sebagai ruang pengampunan.
Di sinilah mezbah korban bakaran
berada, tempat di mana dosa-dosa umat diampuni melalui persembahan. Dalam
perjalanan rohani, tiang-tiang tembaga ini bisa melambangkan keteguhan yang kita butuhkan setelah
menerima pengampunan. Hidup kita tidak serta merta menjadi mudah setelah
dosa-dosa kita diampuni. Kita akan menghadapi tantangan, pencobaan, dan godaan
untuk kembali pada jalan lama.
Setelah melewati gerbang pengampunan
dan berdiri teguh dalam ketabahan, kita harus mulai mengenakan kain kekudusan dalam hidup kita. Ini
bukan tentang menjadi sempurna, melainkan tentang kerendahan hati untuk terus belajar dan bertumbuh dalam karakter
yang mencerminkan Kristus.
Proses ini adalah proses pemurnian
yang terus-menerus. Setiap dosa yang diakui dan ditinggalkan, setiap langkah
yang diambil dalam ketaatan, adalah pintalan benang yang menambah keindahan
tirai lenan halus dalam hidup kita. Pada akhirnya, tujuan dari perjalanan
melewati pelataran, tiang-tiang tembaga, dan tirai-tirai lenan adalah untuk
mencapai Hadirat Allah. Meskipun
Keluaran 27 hanya mendeskripsikan pelataran, kita tahu bahwa di dalam Kemah
Suci terdapat Tempat Maha Kudus,
di mana Allah berdiam. Keteguhan ini, yang dilambangkan oleh tembaga, adalah
bagian dari proses pendewasaan rohani. Kita harus berdiri teguh dalam iman,
didukung oleh anugerah Allah,
agar tidak kembali ke belakang.
Pengampunan (pelataran), keteguhan
(tiang), dan kekudusan (tirai) adalah tahapan-tahapan
yang mempersiapkan kita untuk tujuan akhir: persekutuan intim dengan Allah. Ini bukan hanya tentang ritual
keagamaan, melainkan hubungan pribadi yang mendalam. Kita dapat mencapai
persekutuan ini karena Kristus telah menjadi Penebus kita, yang membuka jalan ke Tempat Maha Kudus yang sejati. Jadi, perjalanan rohani dari pengampunan menuju persekutuan adalah
sebuah proses yang bertahap dan indah. Ini dimulai dengan anugerah pengampunan, dilanjutkan
dengan ketabahan dalam iman, dan
dipupuk dengan pertumbuhan dalam
kekudusan, sampai pada akhirnya kita dapat menikmati persekutuan yang manis dan intim
dengan Allah Sang Pencipta.
Saudara, langkah konkret apa yang akan
saya ambil hari ini untuk maju dari sekadar menerima pengampunan menjadi menjalani persekutuan yang mendalam dengan Allah? Kita telah
melihat bahwa Keluaran 27:18-19 bukan hanya tentang dimensi tenda, melainkan
sebuah peta jalan rohani yang mendalam. Perjalanan kita tidak berakhir ketika
dosa diampuni (di pelataran); ia baru saja dimulai. Pengampunan adalah tiang
utama yang menopang keberanian kita untuk melangkah lebih jauh, meninggalkan
kelemahan kita, dan mengenakan kekudusan (lenan halus) dalam hidup sehari-hari. (FS)

Komentar
Posting Komentar