Dari Pengampunan Menuju Persekutuan Dengan Allah

Sabtu, 25 Oktober 2025
Dari Pengampunan Menuju Persekutuan Dengan Allah
Bacaan Alkitab : Keluaran 27:18–19


Pelataran Kemah Suci digambarkan sebagai area luas yang mengelilingi Kemah Suci itu sendiri. Untuk memasuki Kemah Suci tempat Allah berdiam, seseorang harus terlebih dahulu melewati pelataran. Pelataran ini bisa kita ibaratkan sebagai ruang pengampunan. Di sinilah mezbah korban bakaran berada, tempat di mana dosa-dosa umat diampuni melalui persembahan. Dalam perjalanan rohani, tiang-tiang tembaga ini bisa melambangkan keteguhan yang kita butuhkan setelah menerima pengampunan. Hidup kita tidak serta merta menjadi mudah setelah dosa-dosa kita diampuni. Kita akan menghadapi tantangan, pencobaan, dan godaan untuk kembali pada jalan lama.

Setelah melewati gerbang pengampunan dan berdiri teguh dalam ketabahan, kita harus mulai mengenakan kain kekudusan dalam hidup kita. Ini bukan tentang menjadi sempurna, melainkan tentang kerendahan hati untuk terus belajar dan bertumbuh dalam karakter yang mencerminkan Kristus. Proses ini adalah proses pemurnian yang terus-menerus. Setiap dosa yang diakui dan ditinggalkan, setiap langkah yang diambil dalam ketaatan, adalah pintalan benang yang menambah keindahan tirai lenan halus dalam hidup kita. Pada akhirnya, tujuan dari perjalanan melewati pelataran, tiang-tiang tembaga, dan tirai-tirai lenan adalah untuk mencapai Hadirat Allah. Meskipun Keluaran 27 hanya mendeskripsikan pelataran, kita tahu bahwa di dalam Kemah Suci terdapat Tempat Maha Kudus, di mana Allah berdiam. Keteguhan ini, yang dilambangkan oleh tembaga, adalah bagian dari proses pendewasaan rohani. Kita harus berdiri teguh dalam iman, didukung oleh anugerah Allah, agar tidak kembali ke belakang.

Pengampunan (pelataran), keteguhan (tiang), dan kekudusan (tirai) adalah tahapan-tahapan yang mempersiapkan kita untuk tujuan akhir: persekutuan intim dengan Allah. Ini bukan hanya tentang ritual keagamaan, melainkan hubungan pribadi yang mendalam. Kita dapat mencapai persekutuan ini karena Kristus telah menjadi Penebus kita, yang membuka jalan ke Tempat Maha Kudus yang sejati. Jadi, perjalanan rohani dari pengampunan menuju persekutuan adalah sebuah proses yang bertahap dan indah. Ini dimulai dengan anugerah pengampunan, dilanjutkan dengan ketabahan dalam iman, dan dipupuk dengan pertumbuhan dalam kekudusan, sampai pada akhirnya kita dapat menikmati persekutuan yang manis dan intim dengan Allah Sang Pencipta.

Saudara, langkah konkret apa yang akan saya ambil hari ini untuk maju dari sekadar menerima pengampunan menjadi menjalani persekutuan yang mendalam dengan Allah? Kita telah melihat bahwa Keluaran 27:18-19 bukan hanya tentang dimensi tenda, melainkan sebuah peta jalan rohani yang mendalam. Perjalanan kita tidak berakhir ketika dosa diampuni (di pelataran); ia baru saja dimulai. Pengampunan adalah tiang utama yang menopang keberanian kita untuk melangkah lebih jauh, meninggalkan kelemahan kita, dan mengenakan kekudusan (lenan halus) dalam hidup sehari-hari. (FS)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah