Aturan yang Menghidupkan

Kamis, 16 Oktober 2025
Aturan yang Menghidupkan  
Bacaan Alkitab : Keluaran 26: 26-30


Dalam bagian terakhir dari Keluaran 26:26–29, Allah memerintahkan Musa untuk membuat kayu lintang yang dipasang pada papan-papan tabernakel. Fungsinya adalah mengikat dan menguatkan papan-papan itu agar menjadi satu kesatuan yang kokoh dan tidak mudah goyah. Dengan adanya kayu lintang, Kemah Suci (Tabernakel) tidak mudah bergeser atau runtuh, baik ketika diterpa angin maupun saat dipindahkan. Pada ayat penutup (Keluaran 26:30), Allah menegaskan: “Demikianlah engkau harus mendirikan Kemah Suci itu sesuai dengan rancangan yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung.” Hal ini menekankan bahwa Musa harus menaati setiap detail dari rancangan Allah. Kemah Suci, sebagai tempat kehadiran Allah di tengah umat-Nya, harus didirikan sesuai dengan ketetapan-Nya, sebab tempat itu merupakan lambang kekudusan dan kemuliaan Allah.

Keluaran 26: 30 ini menunjukkan bahwa aturan-aturan Allah tidak dimaksudkan untuk membebani umat-Nya, tetapi untuk kebaikan mereka. Salah satu bentuk kebaikan itu tampak dalam tata cara penyembahan kepada-Nya. Mulai dari pembuatan Kemah Suci, mezbah korban bakaran (Keluaran 27), hingga pakaian imam (Keluaran 28) — semuanya merupakan wujud kasih Allah agar umat-Nya dapat tetap selamat meskipun berada di hadapan hadirat-Nya yang kudus.

Melalui aturan-Nya, Allah sedang menyatakan standar kekudusan-Nya yang sempurna, supaya manusia dapat menyadari bahwa mereka tidak mungkin menghampiri Allah tanpa bergantung pada kasih karunia-Nya.

Saudara, dalam perjalanan kita bersama Allah, terkadang kita merasa bahwa perintah-perintah-Nya terlalu banyak atau membatasi kebebasan kita. Akibatnya, sebagian orang memilih untuk hidup “bebas” tanpa memperhatikan aturan Allah. Namun sesungguhnya, kita sering lupa bahwa aturan-aturan Allah diberikan untuk menunjukkan kasih karunia-Nya (Ulangan 10:12–13), menyadarkan manusia akan dosa-dosanya (Roma 5:20), serta menyatakan kasih-Nya kepada kita (1 Yohanes 4:7–8). Dengan demikian, hukum dan peraturan Allah bukanlah beban yang menyusahkan, melainkan sarana yang menghidupkan, melindungi, dan menyelamatkan kita. Oleh karena itu, marilah kita merespons setiap hukum dan perintah Allah dengan ketaatan yang lahir dari kasih kepada-Nya.

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, bagaimana respons kita terhadap hukum dan aturan Allah dalam Alkitab? Mari evaluasi hati dan tindakan kita, agar kita menaati hukum-hukum Allah dengan seluruh keberadaan diri kita. (TH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah