Api di Mezbah Hatiku

Selasa, 21 Oktober 2025
Api di Mezbah Hatiku 
Bacaan Alkitab : Keluaran 27: 5-8


Mezbah korban bakaran adalah bagian pertama dari Kemah Suci yang ditemui umat Israel. Letaknya di pelataran luar, menandakan bahwa setiap langkah menuju hadirat Allah harus dimulai dengan penebusan melalui darah korban, yang kemudian membawa kepada penyucian hidup di hadapan-Nya. Dalam Keluaran 27:5–8 dijelaskan bahwa mezbah dibuat dari kayu akasia berlapis tembaga dengan jaringan di dalamnya — tempat di mana korban dan api bertemu. Hal ini melambangkan pernyataan kekudusan Allah yang adil dalam menghukum dosa, namun penuh kasih dalam menyediakan pengampunan melalui korban pengganti. Mezbah itu dibuat berongga agar api dapat terus menyala, menandakan bahwa hadirat dan kekudusan Allah senantiasa menyertai umat-Nya di setiap perjalanan hidup mereka. Api itu melambangkan hadirat Allah yang menyucikan umat-Nya dalam persekutuan dengan Dia.

Korban di atas mezbah melambangkan kematian Kristus di atas salib. Pengorbanan-Nya ini menguduskan serta mengubah status manusia berdosa menjadi orang yang dibenarkan di hadapan-Nya. Pengudusan dalam Kristus ini menjadi dasar dari proses pengudusan (sanctification) yang dilakukan oleh Roh Kudus (Gal. 5: 22-23). Roh Kudus bagai api yang kini tinggal di dalam hati orang percaya. Dialah api penyucian yang melalui Firman dan ketaatan, memurnikan hati dari dosa, mendorong kasih kepada Allah, sehingga membentuk kita menjadi serupa dengan Kristus (1 Kor. 6:19–20; Roma 8:9–10). Dalam hati kita, api Roh Kudus terus bekerja membakar sisa dosa dan menumbuhkan buah kekudusan. Dengan demikian kekudusan bukan sekadar status, melainkan perjalanan yang terus dipelihara oleh nyala Roh Kudus dalam hati anak-anak Allah.

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa mengandalkan Roh Kudus dalam setiap proses pengudusan. Sifat manusia yang cenderung lemah terhadap dosa membuat kita sulit untuk menaati perintah Tuhan meskipun kita mengenal kebenaran. Namun, Roh Kudus menguatkan hati kita untuk hidup taat — baik melalui pembacaan Firman secara pribadi, saat mendengarkan khotbah, maupun dalam persekutuan dan kesaksian iman di tengah komunitas. Melalui semua itu, Roh Kudus menumbuhkan dalam diri kita kehidupan yang kudus, murni, dan berkenan kepada Allah.

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah saudara masih melihat kekudusan Allah sebagai ancaman yang merenggut kebebasan, atau sebagai undangan kasih untuk hidup dalam penyucian? Mari respons undangan kasih Allah untuk hidup dalam penyucian terus menerus dengan hati yang taat dan penuh kasih kepada-Nya. (TH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah