Setia Beribadah Kepada Allah
Setia Beribadah Kepada Allah
Dalam Keluaran 23:23-26, Tuhan
memberikan janji-janji luar biasa kepada umat Israel jika mereka taat dan setia
menyembah-Nya. Tuhan berjanji untuk mengutus malaikat-Nya untuk membuka jalan,
mengusir musuh, dan membawa mereka ke Tanah Perjanjian. Namun, ada satu syarat
utama: mereka harus beribadah hanya
kepada Tuhan. Ini bukan sekadar ritual, melainkan pengakuan bahwa Tuhan
adalah satu-satunya sumber kehidupan, perlindungan, dan berkat. Kesetiaan dalam
beribadah bukanlah tentang apa yang bisa kita dapatkan, melainkan tentang siapa
yang kita sembah. Ibadah yang sejati menuntut
hati yang setia. Tuhan menuntut Israel agar tidak terjerumus untuk menyembah
allah lain. Kesetiaan beribadah berarti memusatkan hidup hanya kepada Allah,
tidak membagi hati dengan berhala modern seperti uang, kesenangan, atau kuasa. Dan
Ibadah yang setia mendatangkan penyertaan Tuhan. Tuhan berjanji menyertai
perjalanan umat-Nya. Ketika kita menjadikan ibadah sebagai pusat hidup, kita
tidak berjalan sendirian. Tuhan hadir memberi kekuatan, menuntun, bahkan
melawan musuh-musuh rohani dalam hidup kita.
Janji Tuhan jelas: Ia akan memberkati
makanan, minuman, dan menjauhkan penyakit. Artinya, ibadah bukan hanya ritual,
tetapi pintu berkat dan kesehatan bagi umat yang setia. Beribadah berarti
membuka ruang bagi Tuhan untuk memelihara hidup kita secara utuh. Janji-janji
ini bukan hanya untuk bangsa Israel di masa lalu, tetapi juga untuk kita hari
ini. Tuhan yang sama yang berjanji kepada mereka, juga menjanjikan perlindungan
dan berkat bagi kita yang setia menyembah-Nya. Kesetiaan kita dalam beribadah,
baik dalam doa, membaca Firman, maupun melayani, adalah respons kita terhadap
kasih dan anugerah-Nya yang indah. Dan dalam Keluaran 23:23-24 juga memberikan peringatan penting: jangan ikut-ikutan
menyembah berhala atau dewa-dewa asing. Tuhan tahu bahwa godaan dunia ini
begitu kuat, dan Dia mengingatkan umat-Nya untuk tetap fokus pada-Nya saja. Ini
adalah tantangan terbesar bagi kita. Di era modern ini, "berhala" bisa
berbentuk apa saja—kekayaan, jabatan, hiburan, bahkan diri kita sendiri.
Kesetiaan beribadah bukanlah tentang
seberapa sering kita ke gereja atau seberapa panjang doa kita. Ini adalah
tentang sikap hati yang mengakui
bahwa Tuhan adalah segalanya. Itu adalah cerminan dari hati yang percaya dan
mengandalkan-Nya sepenuhnya. Kesetiaan
adalah sebuah pilihan utama.
Pilihan untuk tetap mengutamakan Tuhan di tengah kesibukan, kekhawatiran, dan
godaan. Beribadah bukan sekadar aktivitas mingguan, melainkan cara hidup di
mana kita mengakui bahwa Tuhan adalah pusat dari segalanya.
Saudara, Keluaran 23:23–26 mengingatkan
kita bahwa ibadah bukan sekadar kewajiban, tetapi sebuah hubungan perjanjian
dengan Allah. Kesetiaan kita beribadah akan mendatangkan berkat, perlindungan,
dan penyertaan Tuhan dalam segala aspek kehidupan. Mari kita tetap setia
beribadah, apa pun tantangannya, sebab dalam ibadah ada kuasa Allah yang
memelihara dan memberkati.
Saudara sudahkah kita setia beribadah
kepada Tuhan? Biarlah melalui Firman Tuhan hari ini, kita menyadari bahwa kita
harus setia dan dan memusatkan hidup hanya kepada Allah. (FS)
Komentar
Posting Komentar