Pengorbanan yang Mengubah Cara Beribadah
Pengorbanan yang Mengubah Cara Beribadah
Dalam Keluaran 24:6-8 kita melihat
bagaimana Allah mengikat perjanjian dengan bangsa Israel melalui Musa. Darah
korban disiramkan pada mezbah dan kepada umat, melambangkan adanya ikatan kudus
antara Allah dan umat-Nya. Darah itu menjadi tanda bahwa hubungan merupakan hal
yang serius karena harus ada kehidupan yang dikorbankan. Di sini jelas bahwa,
hubungan antar Allah dengan umat tidak mungkin terjadi tanpa darah korban.
Saudara yang terkasih, dalam PL, darah
binatang menjadi lambang penebusan dosa. Tanpa darah, umat Allah tidak dapat
mendekat Allah yang kudus. Dalam PB, Kristus datang sebagai penggenapan, dalam
Matius 26:28 mengatakan bahwa, “inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang
ditumpahkan bagi banyak orang.” Kini kita dapat beribadah karena Yesus sudah
mengorbankan diri-Nya bagi kita. Jadi Israel tidak beribadah karena tradisi
semata, tetapi karena Allah lebih dahulu mengikat perjanjian dengan mereka.
Kita pun demikian tanpa pengorbanan Yesus, kita tidak dapat menghadap Allah.
Karena itu, jangan pernah menganggap remeh keselamatan yang sudah ditebus
dengan harga yang mahal.
Kemudian bangsa Israel merespon dengan menjawab, “segala
firman Tuhan akan kami lakukan dan dengarkan.” Artinya, ibadah bukan hanya
ritual, tetapi kesetiaan hidup sehari-hari. Tanpa ketaatan, ibadah hanya kosong
dan tidak berkenan di hadapan Allah.
Saudara, kita sering menganggap ibadah
hanyalah sekedar hadir di gereja, bernyanyi, dan mendengar firman. Namun
ketahui bahwa, ibadah adalah perjumpaan dengan Allah melalui pengorbanan
Kristus. Ingat bahwa, kalau kita bisa datang kehadapan Tuhan bukan karena
kebaikan kita, melainkan karena darah Yesus yang membuka jalan (Ibr. 10:19-20).
Oleh sebab itu, hendaklah kita beribadah dengan hati penuh syukur, karena
Kristus sudah menebus kita, kemudian kalau kita beribadah, beribadalah dengan
kesungguhan, karena ibadah bukan rutinitas, melainkan perjanjian hidup dengan
Allah. Dan yang terakhir, hendaklah kita beribadah dengan ketaatan, karena
kasih dan pengorbanan Kristus menuntun kita untuk hidup kudus. Jadi melalui
firman Tuhan ini kita diingatkan bahwa, ibadah bukanlah tentang kita melainkan
tentang Allah yang mengikat perjanjian melalui darah korban. Karena itulah kita
tidak lagi mempersembahkan darah binatang, sebab Yesus sudah menjadi korban
yang sempurna.
Saudara, apakah kita sungguh menyadari bahwa kita bisa beribadah
kepada Allah hanya karena pengorbanan Yesus Kristus, bukan karena kebaikan
kita? Kiranya dalam anugrah-Nya kita dibentuk menjadi pribadi yang sadar akan
pengorbanan Kristus sehingga kita dapat beribadah dengan benar. Amin. (RT)

Komentar
Posting Komentar