Kasih Allah dalam Penantian
Kasih Allah dalam Penantian
Dalam
ayat 29–31 dituliskan tentang cara Allah memberikan kemenangan kepada bangsa
Israel. Pada saat janji ini disampaikan, bangsa Israel sedang dalam perjalanan
menuju Tanah Kanaan, yang dihuni oleh orang Kanaan, Het, Amori, Hewi, dan
Yebus. Dalam ayat 29–30 dijelaskan bahwa kemenangan yang diberikan Allah diberikan secara bertahap dalam jangka waktu lebih dari
satu tahun. Alasannya karena bangsa
Israel belum siap untuk segera mengambil alih Tanah Kanaan. Jika musuh mereka
langsung disingkirkan, maka tanah itu akan terlantar karena tidak ada orang
yang mengurusnya, dan hewan liar akan berkembang biak lebih banyak daripada
jumlah bangsa Israel. Akibatnya, tanah itu menjadi tandus serta dikuasai oleh berbagai hewan liar.
Saudara,
jika kita mengingat kembali Kejadian 12:1–2, Allah melalui Abraham telah
menjanjikan suatu negeri bagi keturunannya. Dalam ayat yang kita baca hari ini,
Allah menjelaskan kondisi Tanah Kanaan yang telah diduduki oleh bangsa-bangsa
lain serta banyak binatang liar yang menempatinya. Namun Allah berjanji bahwa
negeri itu akan menjadi milik bangsa Israel. Allah berfirman, “Aku akan
menghalau mereka secara berangsur-angsur dari hadapanmu, sampai engkau beranak
cucu, dan engkau dapat menduduki negeri itu” (ay. 30). Dengan demikian, bangsa
Israel akan mendapatkan kembali tanah perjanjian tersebut sesuai dengan cara
Allah. Selanjutnya, Allah akan menyerahkan seluruh penduduk negeri itu ke dalam
tangan Israel, sehingga mereka dapat tinggal di Tanah Kanaan (ay. 31).
Keluaran
23 : 29–31 mengingatkan kita bahwa cara Allah bekerja sering kali berbeda dari
cara pikir kita. Bangsa Israel mengharapkan kemenangan instan, tetapi Allah
memilih memberi kemenangan bertahap, karena Ia tahu apa yang terbaik bagi
mereka. Jika kemenangan diberikan sekaligus, bangsa Israel belum siap
mengelolanya, dan akibatnya bisa lebih buruk daripada kebaikan yang diterima. Demikian
juga dalam hidup kita, sering kali kita ingin doa dan harapan dikabulkan
secepatnya. Namun Allah bekerja setahap demi setahap, mempersiapkan hati, iman,
dan kemampuan kita untuk menerima berkat-Nya. Proses penantian itu bukan tanda
Allah tidak peduli, melainkan bukti kasih-Nya yang melindungi kita dari hal-hal
yang mungkin merugikan bila kita menerimanya terlalu cepat. Maka, saat kita
menghadapi penantian panjang atau merasa kemenangan datang perlahan, mari
belajar percaya pada waktu Allah. Proses itu adalah bagian dari kasih dan
rencana-Nya, agar kita siap mengelola berkat dengan benar.
Saudara,
mari sejenak kita merenungkan firman Tuhan yang baru saja kita dengar. Apa saja
hal yang sedang Allah latih dalam diri saudara melalui proses penantian saat
ini (misalnya iman, kesabaran, kerendahan hati, tanggung jawab)? Mari berdoa
dan meminta Allah untuk menemukan apa yang menjadi tujuan-Nya saat Ia memproses
kita. (TH)

Komentar
Posting Komentar