God Images
God Images
Bacaan Alkitab : Keluaran 25:13–16
Saudara
yang terkasih, Keluaran 25:13-16 muncul dalam konteks pembangunan Tabernakel,
di mana tabut perjanjian melambangkan hadirat Allah di tengah bangsa Israel dan
menjadi pusat ibadah bangsa Israel. Dalam bagian ini, Allah memberi perintah
kepada Musa tentang bagaimana tabut perjanjian harus dibuat dan diperlakukan.
Di sana dikatakan bahwa, tongkat emas harus dimasukkan ke dalam gelang tabut
agar tabut itu dapat dipikul, dan di dalamnya harus ditempatkan loh hukum yang
diberikan Tuhan.
Tujuan
dari dibuatkan tongkat tersebuat ialah, agar tabut tersebut dapat dipikul dan
tidak boleh disentuh secara langsung. Karena kalau disentuh secara langsung
pasti orang yang menyentuhnya akan mati. Perintah slanjutnya, tongkat tersebut
tidak boleh dicabut. Artinya, tabut selalu siap dipikul, selalu siap bergerak
mengikuti pimpinan Tuhan. Kemudian Allah juga memerintahkan Musa agar menaru
loh hukum di dalam tabut. Ini melambangkan bahwa dasar hubungan Allah dengan
umat-Nya adalah firman dan perjanjian-Nya. Saudara, semua itu bukan sekadar
aturan teknis, melainkan menunjukkan betapa kudusnya kehadiran Allah di tengah
umat-Nya.
Di
zaman sekarang, kita tidak lagi memiliki tabut perjanjian secara fisik, tetapi
kita memiliki Alkitab yang adalah firman Tuhan dan Roh Kudus yang tinggal dalam
hati kita. Untuk itu, sama seperti tabut harus diperlakukan dengan penuh
hormat, kita pun dipanggil untuk menghormati hadirat Tuhan dalam hidup
sehari-hari. Bukan hanya di gereja, tetapi juga dalam pekerjaan, keluarga, dan
relasi. Kita juga harus memiliki kesiapan untuk dipimpin oleh Tuhan. Tongkat
yang tidak boleh dicabut berbicara tentang kesiapan untuk bergerak. Hidup orang
percaya harus senantiasa taat dan bergerak sesuai pimpinan Roh Kudus, dan
bukannya dengan mengeraskan hati atau statis dalam kenyamanan hidup berdosa.
Dan yang terakhir mengenai loh hukum yang ditempatkan di dalamnya, demikian
pula kita dipanggil untuk menaruh firman itu di pusat kehidupan kita, bukan
hanya di kepala, tetapi di hati dan tindakan kita.
Saudara,
dalam PL tabut melambangkan hadirat Allah di tengah umat-Nya. Tetapi di zaman
sekarang, hadirat-Nya ada melalui Roh Kudus dalam hidup orang percaya. Namun,
tidak sedikit orang percaya yang sering kali kurang menghargai dan menghormati
kehadiran Allah dalam hidupnya. Oleh karena itu, biarlah firman Tuhan yang
datang pada kita hari ini mengingatkan kita bahwa, menghormati kekudusan Allah
berarti hidup dengan kesadaran bahwa tubuh kita adalah bait Allah (1 Kor.
6:19). Karena itu Kita harus menjaga perkataan, perbuatan, dan pikiran.
Saudara, apakah kita sudah benar-benar menghargai kehadiran Allah dalam hidup kita sehari-hari, atau justru sering mengabaikannya? Kiranya melalui firman Tuhan ini kita dibentuk menjadi pribadi yang selalu menghargai kehadiran Allah dalam kehidupan kita. Amin. (RT)

Komentar
Posting Komentar