Bukan Rutinitas, tetapi Respons

Rabu, 17 September 2025
Bukan Rutinitas, tetapi Respons
Bacaan Alkitab : Keluaran 24: 1-2



          Keluaran 24 merupakan salah satu pasal terpenting dalam seluruh Perjanjian Lama. Pasal ini menguraikan pola ibadah menurut Alkitab dan menetapkan perjanjian Allah dengan umat-Nya atas dasar darah. Bagian ini diawali dengan pemanggilan Allah terhadap Musa, Harun, Nadab, Abihu, dan tujuh puluh tua-tua Israel untuk naik menghadap-Nya. Namun, hanya Musa yang diperbolehkan mendekat.

Saudara, pola ini menunjukkan prinsip dasar ibadah. Pertama, ibadah selalu dimulai dengan panggilan Allah, dan bukan inisiatif manusia. Seperti umat Israel dipanggil ke Gunung Sinai, demikian pula jemaat dipanggil untuk berkumpul di hadapan-Nya (bdk. Mzm. 95:6; Ibr. 10:22). Kedua, terdapat batas kekudusan yang terlihat dari perintah untuk menyembah Allah dari jauh. Ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah kudus dan kekudusannya itu harus dihormati. Karena itulah Kita tidak boleh menghampiri Dia dengan sembarangan, melainkan dengan hati yang penuh hormat dan takut akan Dia. Ketiga, dalam ibadah diperlukan seorang perantara. Musa menjadi perantara antara Allah dan Israel. Dalam Perjanjian Baru, peran ini digenapi secara sempurna di dalam Kristus, yang merupakan satu-satunya Pengantara antara Allah dan manusia (1 Tim. 2:5). Karena Kristus, kita dapat menghampiri Allah dengan penuh keberanian.

Saudara, sering kali kita menganggap ibadah hanya sebagai rutinitas mingguan atau formalitas saja. Anggapan ini dapat menjadikan kita hadir dalam ibadah namun tidak sepenuhnya menyadari kehadiran Allah yang dapat memberkati, memulihkan dan menolong kita. Namun, firman Tuhan yang baru saja kita baca mengingatkan bahwa ibadah adalah jawaban kita terhadap panggilan Allah. Oleh sebab itu mari kita datang dengan sikap hormat, kesadaran akan kekudusan Allah, dan pengakuan bahwa hanya melalui Kristus kita dapat menghampiri-Nya.

Saudara, mari sejenak kita merenungkan firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah kita beribadah karena sungguh merespons panggilan Allah atau hanya karena kebiasaan? Jika iya mari kita berdoa, memohon ampun dan mintalah Roh Kudus agar senantiasa mengingatkan kita agar senantiasa merespons panggilan Allah dengan sikap hormat, dalam kekudusan-Nya melalui kematian Yesus Kristus. (TH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah