Bukan Aku Tapi Tuhan
Bukan Aku Tapi Tuhan
Saudara yang terkasih, ayat-ayat yang
akan kita renungkan hari ini merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya. Masih
membahas tentang penyertaan Tuhan terhadap bangsa Israel. Pada saat itu, bangsa
Israel baru saja keluar dari Mesir. Mereka bukan bangsa militer yang terlatih,
melainkan budak yang baru dimerdekakan.
Tujuan perjalanan mereka adalah masuk
ke tanah perjanjian, tanah Kanaan yang dijanjikan kepada Abraham, Ishak, dan
Yakub. Namun, di tanah itu sudah ada bangsa-bangsa besar dan kuat yaitu, orang
Hewi, Kanaan, Het, dan lain-lain. Dari sisi manusia, Israel tidak mungkin mampu
mengalahkan mereka. Karena, Israel sendiri tidak berpengalaman dalam perang,
bahkan masih lemah secara militer dan politik. Tetapi Tuhan menegaskan bahwa
Dialah yang akan mendahului dan berperang bagi mereka. Hal ini mengajarkan
bahwa kemenangan orang percaya bukan karena kekuatan, kepintaran, atau strategi
kita, tetapi karena Tuhan yang berjalan di depan dan bertindak bagi kita. Tugas
kita hanyalah percaya, taat, dan tetap rendah hati.
Kita pun sebagai orang percaya pasti
menghadapi peperangan hidup seperti, tantangan, masalah, sakit penyakit,
ketidakpastian, bahkan pergumulan rohani. Namun Firman Tuhan ini datang kepada
kita dan mengingatkan kita bahwa, Tuhan telah mendahului kita, Tuhan yang akan
menyelesaikan setiap tantangan dan masalah yang kita hadapi. Namun kita sebagai
orang percaya jangan ada yang memegahkan diri atas kemenangan keberhasilan yang
kita capai. Sering kali ketika kita berhasil kita lupa dengan Tuhan yang
menjadi sumber keberhasilan kita. Oleh sebab itu, setiap keberhasilan dalam
hidup ini seharusnya membawa kita kepada sikap rendah hati dan bersyukur.
Jangan sampai kita memegahkan diri dan melupakan Allah yang memberi kemenangan.
Ingatlah, kemenangan tanpa Tuhan hanyalah kesombongan, tetapi kemenangan dari
Tuhan membawa damai dan sukacita sejati. Saudara yang terkasih, melalui Firman
Tuhan ini kita diingatkan bahwa, Saat menghadapi masalah, percayalah Tuhan
sudah mendahului kita, dan jangan andalkan kekuatan sendiri, tapi serahkan
peperangan kita kepada-Nya, serta setiap kemenangan kita, kembalikanlah
kemuliaan hanya kepada Tuhan.
Saudara, pernahkah kita melupakan Tuhan
setelah menerima berkat atau kemenangan dalam hidup ini? Jika ya, marilah kita
berubah dan menjadi pribadi yang selalu mengucap syukur dengan karya Tuhan
dalam setiap perjalanan kehidupan kita. Amin. (RT)

Komentar
Posting Komentar