Terlihat Sepele Tapi Penting
Terlihat Sepele Tapi Penting
Saudara,
ayat-ayat ini membahas aturan tentang pemilik hewan, khususnya jika ada lembu yang
menyeruduk lembu lainnya sampai mati. Dalam peristiwa ini kedua pemilik hewan harus
bertemu dan menjual lembu yang hidup. Mereka harus membagi uang hasil penjualan
tersebut lalu membagi rata daging dari lembu yang mati (ay. 35). Namun jika
lembu tersebut sudah dikenal sering menanduk sebelumnya dan pemiliknya tidak
mengurungnya maka ada aturan khusus yang mengatur hal ini. Pemilik lembu harus
membayar ganti rugi secara penuh yaitu lembu ganti lembu dan lembu yang mati
menjadi miliknya (ay. 36). Dalam hukum ini, ada perbedaan tanggung jawab antara
kejadian yang tidak disengaja dan kelalaian yang disengaja.
Dalam
masyarakat agraris saat itu, hewan ternak seperti lembu merupakan aset yang penting.
Oleh karena itu, regulasi kepemilikannya harus diatur sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi konflik antar pemilik. Di dalam hukum ini, Tuhan mengajarkan
bahwa setiap orang bertanggung jawab atas harta kepemilikannya masing-masing. Semua
orang diwajibkan untuk menjaga dengan serius termasuk hewan peliharaannya agar
tidak merugikan orang lain. Mereka tidak boleh menganggap remeh aturan sekecil
apa pun yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Konsistensi mereka dalam mematuhi
hukum-hukum ini menunjukkan sikap hormat terhadap Tuhan. Sebaliknya kelalaian
yang disengaja dianggap sebagai bentuk pelanggaran terhadap perintah Tuhan.
Saudara,
sebagai orang percaya, ayat ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap aspek
kehidupan selalu ada aturan yang harus ditaati. Kita tidak dapat hidup sesuai
keinginan sendiri lalu berharap semuanya berjalan baik. Tuhan telah menetapkan
prinsip-prinsip kehidupan yang menuntut ketaatan dan konsistensi. Hukum dalam
ayat ini menekankan bahwa pelanggaran aturan, sekecil apa pun, dapat membawa
akibat besar jika dibiarkan. Dalam dunia kerja, misalnya, penggunaan alat
pelindung diri (APD) seperti helm atau sepatu keselamatan sering diabaikan
karena dianggap merepotkan. Awalnya mungkin tidak terjadi apa-apa, namun
kelalaian seperti ini dapat berujung pada kecelakaan serius saat terjadi
insiden tak terduga. Ketika
standar operasional diabaikan dengan alasan “tidak ada masalah” maka sebenarnya
kita sedang menabur benih kehancuran di kemudian hari. Tuhan memanggil kita
untuk hidup dengan hikmat, tanggung jawab dan menjaga keteraturan. Mari kita
belajar menghormati setiap aturan yang Tuhan tetapkan dalam kehidupan sehari-hari
sebagai wujud kasih dan hormat kita kepada-Nya.
Saudara,
apakah selama ini saudara cenderung mengabaikan aturan kecil karena merasa itu
tidak penting? Kiranya di dalam anugerah-Nya Tuhan memberikan kita kemampuan
untuk menyadari bahwa pelanggaran kecil yang diabaikan bisa menjadi akar dari
kerusakan yang lebih besar. Kiranya Roh Kudus membimbing kita untuk tidak
meremehkan disiplin dan tanggung jawab, sekecil apa pun bentuknya. Serta membentuk
hati kita menjadi taat dan penuh hormat kepada Tuhan dalam setiap keputusan
sehari-hari. (MS)

Komentar
Posting Komentar