Ruang untuk Bertobat

Sabtu, 16 Agustus 2025
Ruang untuk Bertobat 
Bacaan Alkitab : Keluaran 22: 4

          Dalam ay. 4 berisi hukum tentang pencurian lembu, domba atau keledai namun ditemukan masih hidup atau berada dalam kepemilikan pencuri. Hukuman untuk kejahatan ini adalah membayar ganti rugi sebanyak 2x lipat. Jenis kejahatan ini sama dengan yang ada pada ay. 1, hanya karena binatang curian ditemukan hidup dan dapat dikembalikan kembali pada pemiliknya maka ganti rugi hanya 2x lipat. Hukuman ini dibuat untuk membedakan antara orang yang mencuri karena terpaksa atau kemiskinan dan  orang yang mencuri karena memang pekerjaannya adalah pencuri. Agar tidak  membuat  orang yang mencuri karena terpaksa menjadi lebih miskin karena harus ganti rugi sebanyak 4-5x lipat (ay. 1) namun tetap memberikan efek jera dengan membayar ganti rugi hanya 2x lipat.

          Saudara, hukuman di atas menunjukkan bahwa pembalasan atas suatu kejahatan selalu terukur. Tujuan dari pemberian hukuman adalah untuk memberikan efek jera kepada pelaku pencurian dan bukan untuk memperkaya korban. Karena, ketika binatang curian ditemukan hidup maka mungkin saja pencuri sedang mempertimbangkan tindakan apa yang akan dia lakukan setelah mencuri. Sehingga, ada ruang untuk pertobatan yaitu menyadari kesalahan dan mengembalikan barang curian tersebut. Dengan demikian, hukuman Allah bukan merupakan ekspresi kebencian tetapi kasih yang akan mendorong seseorang untuk bertobat atas kesalahannya.

          Saudara, ganjaran Allah kepada umat-Nya selalu merupakan ekspresi kasih. Dalam ganjaran-Nya, Ia menghendaki agar kita menyadari kesalahan, mengakui di hadapan-Nya dan mengalami perubahan tindakan. Hal ini seringkali terluput dari pemahaman kita akan pertobatan. Pertobatan bukan hanya sekedar mengakui karena kejahatan kita diketahui orang lain saja tetapi juga karena menyadari kesalahan-kesalahan kita lalu mengakuinya di hadapan Allah dan mengalami perubahan tingkah laku. Dengan demikian, mari kita kembali memeriksa pertobatan kita di hadapan Allah. Karena pertobatan yang diawali dengan kesadaran akan kesalahan, mengakuinya akan selalu membuahkan hasil dalam tindakan yang menjadi semakin serupa dengan Kristus.

          Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah kita telah sungguh-sungguh bertobat dari kesalahan-kesalahan kita? Mari kita mengambil waktu sejenak untuk merenungkan kembali pertobatan kita di hadapan-Nya. Jika saat ini kita menemukan diri kita belum mengalami perubahan tingkah laku maka datanglah kepada Allah dan meminta-Nya untuk memimpin saudara dalam pertobatan sejati yang akan menghasilkan buah dalam tindakan kita. (TH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah