Menyiasati Keadilan Allah

Jumat, 22 Agustus 2025
Menyiasati Keadilan Allah

Bacaan Alkitab : Keluaran 22: 10-13



Saudara-saudari terkasih, beberapa waktu yang lalu kita telah belajar mengenai sumpah, baik melalui Spiritual Life maupun pemberitaan Firman Tuhan dalam ibadah Kebaktian Umum. Pada dasarnya, Allah menghendaki agar setiap umat-Nya berkata benar dan jujur, tanpa maksud untuk berbohong atau menipu sesama. Dalam kehidupan orang percaya, sumpah sebenarnya tidak diperlukan apabila setiap orang senantiasa berkata jujur dan benar.

Namun dalam bagian perikop yang kita baca dari Keluaran 22:10-13, kita kembali menemukan praktik sumpah sebagai sarana untuk menyelesaikan suatu kasus hukum, khususnya yang berkaitan dengan hewan titipan yang hilang, terluka, atau mati, sementara tidak ada saksi yang melihat secara langsung kejadiannya. Dalam kondisi seperti itu, cukup dengan bersumpah di hadapan Allah, maka persoalan dapat dianggap selesai. Sumpah menjadi bentuk pengakuan di hadapan Allah sebagai saksi utama dari segala peristiwa yang tersembunyi dari mata manusia.

Saat umat Tuhan bersumpah dan berkata jujur di hadapan-Nya, itu mencerminkan keyakinan bahwa Allah adalah saksi yang melihat segala sesuatu, bahkan yang tersembunyi sekalipun. Allah bertindak sebagai hakim yang adil—yang menyatakan keadilan-Nya, menghukum yang bersalah, dan membela yang benar. Allah yang sama, tetap menjadi saksi dan hakim yang adil bagi kita di masa kini.

Sayangnya, dalam masyarakat modern, banyak yang menganggap bahwa keadilan hanya berlaku dalam sistem hukum negara saja, dan bahwa Allah tidak lagi terlibat dalam mengadili umat manusia. Akibatnya, ketika hukum dunia dapat dimanipulasi, orang merasa bahwa mereka bisa luput dari keadilan—seolah-olah tidak ada lagi sistem penghakiman lain yang bisa menjerat mereka.

Namun, saudara-saudari, Allah adalah Hakim atas alam semesta sepanjang segala masa. Tidak seorang pun dapat melarikan diri dari pengadilan-Nya. Tidak ada yang dapat menyembunyikan dirinya dari hadapan Allah. Tidak ada pula yang dapat menipu Dia. Harapan untuk menghindari keadilan Allah adalah semu dan sia-sia. Oleh karena itu, sebagai umat Tuhan, kita dipanggil untuk hidup dalam kejujuran dan bersandar sepenuhnya kepada kehendak-Nya. Percayalah, keadilan Allah tetap berlaku bagi seluruh umat manusia sepanjang zaman. Amin.

        Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah anda menganggap bahwa Allah tidak lagi terlibat dalam mengadili umat manusia? (TM)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah