Keadilan yang Berimbang
Keadilan yang Berimbang
Saudara, ayat yang kita baca merupakan bagian dari hukum sipil bagi orang Israel. Jika ada seekor lembu yang menyerang dan membunuh seseorang. Maka hukum ini menetapkan agar lembu tersebut dibunuh dengan dilempari batu. Daging lembu itu juga dianggap najis sehingga tidak boleh di makan. Namun pemilik lembu tidak dipersalahkan selama tidak ada unsur kesengajaan atau kelalaian.
Dalam hukum ini, Tuhan mengatur sistem keadilan yang proporsional atau keadilan yang seimbang baik bagi korban atau pun pemilik hewan. Bagi korban dan keluarganya, lembu yang dibunuh dan dinajiskan menunjukkan bahwa nyawa manusia dan tidak bisa ditebus dengan ganti rugi materi. Di sisi lain, pemilik lembu tidak dihukum apabila tidak terdapat unsur kesengajaan atau kelalaian akan melindungi dia dari tuntutan yang tidak adil. Aturan ini akan menghindari dua ekstrem yaitu pemilik hewan yang bebas tanpa konsekuensi atau pembalasan berlebihan dari pihak korban. Dengan demikian semua pihak mendapat keadilan sesuai dengan peran dan tanggung jawab mereka.
Saudara, bagi kita sebagai orang percaya prinsip dalam hukum ini mengajarkan pentingnya tanggung jawab bahkan atas peristiwa yang tidak disengaja. Kita bisa saja tanpa niat menyebabkan kerugian bagi orang lain baik karena kelalaian, ketidaktahuan atau salah memperkirakan akibat. Ketika hal itu terjadi maka kita harus bersedia menanggung konsekuensi dari tindakan kita. Lalu di sisi lain, jika kita mengalami bencana akibat dari ketidaksengajaan orang lain maka kita pun diajak untuk menuntut keadilan secara proporsional, tidak membalas secara berlebihan atau dengan kemarahan yang membabi buta. Kita harus mengedepankan kasih dan kebenaran, serta membuka ruang bagi pertobatan dan pemulihan hubungan. Prinsip dalam hukum ini menuntun kita untuk hidup dalam keseimbangan antara tanggung jawab pribadi dan pengampunan kepada sesama. Kiranya Tuhan menolong kita untuk berlaku adil, mengasihi dengan tulus dan bertindak bijaksana.
Saudara,
pernahkah saudara menyakiti orang lain karena kelalaian atau ketidaktahuan?
Atau saat ini saudara sedang menjadi korban kesalahan orang lain? Jika kita
pernah Kiranya menyakiti orang lain karena kelalaian dan ketidaktahuan maka
biarlah Tuhan memberikan kita kekuatan untuk bertanggung jawab. Dan jika kita
menjadi korban dari kesalahan orang lain maka kiranya Roh Kudus membimbing kita
untuk menuntut keadilan secara bijaksana dan bukan dengan dendam. Kiranya
melalui pengalaman-pengalaman ini, kita semakin bertumbuh dalam hikmat, belajar
untuk bertanggung jawab dan mengasihi orang lain. (MS)

Komentar
Posting Komentar