Kasih Lebih Besar dari Keuntungan

 

Sabtu, 30 Agustus 2025
Kasih Lebih Besar dari Keuntungan
Bacaan Alkitab : Keluaran 22:25-27



            Saudara, ayat-ayat yang kita baca dan akan renungkan hari ini membahas tentang hukum sosial yang diberikan Tuhan kepada Israel untuk mengatur kehidupan bersama, khususnya mengenai pinjam-meminjam dan perlakuan terhadap orang miskin. Hukum ini sangat berguna, khususnya ketika nanti di tanah kanaan mereka  bangsa Israel akan menjadi masyarakat agraris. Dimana, Sebagian besar orang hidup dari hasil tanah, ternak, dan perdagangan kecil. Orang miskin sering membutuhkan bantuan keuangan untuk bertahan hidup, terutama saat gagal panen atau dalam musim sulit.

            Saudara yang dikasihi Tuhan, Firman Tuhan dalam Keluaran 22:25–27 berbicara tentang cara umat Allah harus memperlakukan orang miskin dan yang sedang kesulitan. Tuhan melarang bangsa Israel untuk mengambil keuntungan dari kesusahan orang lain. Bahkan, bila mereka memberi pinjaman, tidak boleh ada bunga, tidak boleh ada penindasan, dan gadai yang diambil harus dikembalikan agar orang miskin tetap dapat tidur dengan layak. Karena Dalam konteks ini, “bunga” bukan sekadar keuntungan bisnis, tetapi bentuk penindasan terhadap yang miskin. Pinjaman untuk kebutuhan pokok harus bebas bunga.

            Saudara, hukum ini juga diberikan kepada kita agar kita sebagai orang percaya hidup saling menolong, khususnya menolong sesama kita yang sedang dalam kesusahan atau mengalami kesulitan dalam hal keuangan. Karena jaman sekarang dunia kita dikuasai oleh sistem ekonomi yang sering menekan mereka yang lemah: hutang berbunga tinggi, pinjaman online yang menjerat, dan praktik bisnis yang tidak adil. Banyak orang justru semakin menderita karena ditolong dengan cara yang salah. Untuk itu kita sebagai orang percaya diberikan ruang agar kita dapat menolong sesama kita yang kesulitan dengan memberikan pinjaman tanpa bunga kepada mereka. Karena, apabila kita memberikan pinjaman dengan bunga, sama halnya kita sedang menambah kesusahan pada orang tersebut. Jadi kita jangan seperti (bank, pinjaman online, dsb) yang meminjamkan dengan bunga.

            Saudara, kasih di atas keuntungan. Artinya, hubungan antar umat Allah harus lebih mengutamakan belas kasihan daripada mencari laba. Karena, memberi pinjaman bukan hanya urusan ekonomi, tetapi juga tanggung jawab rohani. Standar hidup orang percaya bukan keuntungan pribadi, tetapi kasih dan keadilan. Jika Tuhan penuh belas kasihan, maka umat-Nya pun harus hidup dengan belas kasihan. Jadi melalui ayat ini kita diajarkan tiga hal. Pertama, jika menolong orang yang kesulitan, lakukan dengan hati yang tulus, bukan dengan maksud tersembunyi. Kedua, saat ada orang yang berhutang atau lemah, kita bisa memberi keringanan, pengertian, atau bahkan bantuan tanpa imbalan. Ketiga, dalam pelayanan maupun pekerjaan, marilah kita mengutamakan kasih dan kemanusiaan di atas keuntungan.

Saudara, apakah selama ini kita lebih sering menolong orang dengan hati yang tulus, atau masih ada motivasi tersembunyi untuk mendapatkan keuntungan pribadi? Kiranya di dalam anugerah-Nya, Tuhan membentuk kita untuk menjadi pribadi yang lebih mengutamakan kasih daripada mencari laba.  Kasih Allah lebih besar dari segala keuntungan dunia. Mari kita menjadi saluran kasih itu, sehingga melalui hidup kita, orang lain merasakan bahwa Allah sungguh ada, hidup, dan mengasihi mereka. Amin. (RT)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah