The God Who Came Looking (Allah yang Mencari)
The God Who Came Looking (Allah yang Mencari)
Dalam keluaran 20: 22-26 dituliskan tentang perintah Tuhan berkaitan dengan penyembahan kepada Allah. Dua perintah yang Allah berikan adalah, “Jangan kamu membuat di samping-Ku ilah dari perak; juga ilah dari emas jangan kamu buat bagimu... Engkau harus membuat bagi-Ku mezbah dari tanah dan persembahkanlah di atasnya kurban ...” (ay. 23-24). Hal ini menunjukkan bahwa penyembahan berhala masih menjadi ancaman serius bagi bangsa Israel. Sebab, mereka masih berpikir secara politeistis yaitu ada banyak allah, kemungkinan salah satunya adalah mempercayai Allah hanya berperang dan bukan Allah sumber kesejahteraan umat-Nya. Hal ini terindiksi dari Kel. 16 yaitu ketika mereka mulai bersungut-sungut tentang persediaan makanan yang semakin menipis, padahal sebelumnya Allah telah memperlihatkan muzijat yaitu menyediakan 12 mata air dan 70 pohon kurma (Kej. 15: 22-27).
Saudara bagian perikop yang kita baca di atas menunjukkan bahwa Allah sedang membangun sistem penyembahan bagi umat-Nya. Hal ini dimulai proses pembuatan mezbah, daerah-daerah yang akan dibangun mezbah sampai kepada aturan-aturan yang akan diterapkan selama melaksanakan ibadah. Sistem penyembahan ini berbeda dengan sistem keagamaan yang berkembang saat itu, yang lebih menekankan upaya manusia mencari Allah melalui pembuatan patung-patung untuk disembah, dll. ini juga yang membedakan kristianitas dengan agama-agama lain. Kristianitas lahir dari inisiatif Allah yang datang mencari manusia berdosa (Yoh. 3: 16). Seperti yang pernah dialami oleh Musa ketika Allah menampakkan Diri dalam bentuk semak belukar yang menyala (Kel. 3: 2-4). Bukan manusia yang berjuang untuk menemukan Allah melalui berbagai cara termasuk pembuatan patung-patung untuk disembah yang banyak dilakukan bangsa-bangsa asing saat itu. Dengan demikian, kekristenan bukan agama ciptaan manusia sebagai upaya manusia mencari Allah tapi karena Allah yang mencari manusia.
Saudara, kekristenan dibangun karya Allah yang secara aktif
datang mencari manusia. Tindakan ini merupakan kebenaran yang luar biasa
tentang kasih Allah yang agung – kasih yang tidak pasif menunggu, tetapi kasih
yang aktif mencari. Allah kita bukan Allah yang diam, tetapi Allah yang bergerak.
Ia datang bukan karena kita mencari-Nya, tetapi karena Ia-lha yang mencari kita
dengan maksud menyelamatkan dan memberikan kehidupan yang kekal (Luk. 19: 10).
Kebenaran ini seharusnya bukan hanya memerdekakan kita dari belenggu kematian
kekal karena dosa. Namun juga memulihkan kondisi kita saat ini seperti: mungkin
kita sedang mengalami kepedihan yang mendalam akibat ditinggalkan, dikhianati
atau bahkan diabaikan oleh orang-orang terdekat. Ingatlah bahwa saat ini Allah
yang mengasihi sedang bergerak untuk memulihkan hati kita. Dengan demikian,
mari bersandar kepada-Nya dalam setiap situasi kehidupan yang sedang
kita hadapi saat ini.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan firman yang baru
saja kita dengar. Saudara, bagaimana respons saudara berkaitan dengan kebenaran
bahwa Allah adalah Allah yang aktif bergerak untuk menyelamatkan dan memulihkan
kita? Mari, jangan abaikan kasih-Nya, datanglah dengan seluruh kondisi kita
saat ini. Sebab, Ia Maha Mengetahui perasaan dan pikiran kita dan Ia akan
memulihkan kita sepenuhnya. (TH)

Komentar
Posting Komentar