Jangan Mengingini
Jangan Mengingini
Perintah terakhir dari rangkaian hukum-hukum Allah berkaitan dengan sikap batin mengingini milik orang lain. Milik orang lain tersebut yaitu rumah, istri, hambanya laki-laki, hambanya perempuan, lembu sapi atau apa pun yang dipunyai oleh sesama kita. Inti dari sikap ini adalah keinginan yang bertujuan untuk memuaskan diri sendiri. Akar dari sikap ini adalah sikap iri hati yang selalu tidak pernah bersyukur atas apa yang kita miliki sehingga selalu menginginkan milik orang lain.
Saudara, keinginan dalam diri seseorang tidaklah salah. Alkitab mencatat ada dua jenis keinginan dalam diri yaitu keinginan yang berasal dari keinginan yang sesuai dengan kehendak Allah karena telah dimurnikan oleh Roh Kudus (Gal. 5: 16, 22-23). Serta, keinginan yang berasal dari hawa nafsu daging (Gal. 5: 17, 19-21). Kata “mengingini” dalam kel. 20: 17 menunjuk pada keinginan yang berasal dari hawa nafsu daging yang tidak dikendalikan sehingga dapat menimbulkan tindakan-tindakan dosa lainnya. Seperti : membunuh, berzinah, mencuri, dll. Rasa bersyukur dapat membersihkan hati dan pikiran kita dari keinginan-keinginan tersebut. Sebab, bersyukur membentuk hati yang senantiasa merasa cukup atas apa yang dimililiki dan berusaha mencukupkan diri dengan apa yang dimiliki.
Saudara dalam kehidupan yang kita jalani, mungkin ada banyak keinginan yang timbul dalam hati kita. Keinginan-keinginan tersebut tidaklah salah sejauh sesuai dengan kehendak Allah. Tetapi, jika keinginan telah berkaitan dengan rasa tidak puas atas keadaan diri sendiri bahkan mengingini milik orang lain. Seperti: “seandainya rumah orang itu menjadi milikku!” “seandainya istri/suami/anak orang itu menjadi milikku!” atau “seandainya jabatan/harta orang itu menjadi milikku!” Maka, berhati-hatilah sebab keinginan-keinginan tersebut dapat menjerat kita pada tindakan-tindakan dosa yang akan kita sesali. Dengan demikian, mari mintalah kepekaan dalam diri kita kepada Allah sehingga dapat mengendalikan diri serta senantiasa mengucap syukur atas apa yang telah Allah anugerahkan kepada kita. Dengan demikian, hati kita akan terlindung dari keinginan-keinginan yang salah.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru
saja kita dengar. Saudara, apakah ada keinginan yang berasal dari hawa nafsu
dan sedang menguasai kita saat ini? Jika ada. Mari mintalah Allah untuk
melimpahi hati kita dengan ungkapan syukur sehingga hati kita dibersihkan dari
keinginan yang berasal dari hawa nafsu daging. (TH)
Komentar
Posting Komentar