Istirahat Sejenak
Istirahat Sejenak
Saudara, dalam ayat-ayat ini memerintahkan orang
Israel untuk mengingat dan menguduskan hari sabat. Sabat ditetapkan sebagai
hari perhentian total bukan hanya untuk orang Israel tapi juga untuk anak,
hamba bahkan ternak dan orang asing yang tinggal bersama mereka. Selama enam
hari lamanya mereka telah bekerja sehingga pada hari tersebut mereka tidak boleh
melakukan apa pun. Hal ini seperti apa yang Allah telah lakukan, di mana Dia
mencipta segala sesuatu selama enam hari lalu berhenti pada hari ketujuh.
Sabat yang
ditetapkan oleh Allah dalam ayat-ayat ini bukan sekadar aturan ritual tapi juga
mengandung makna mendalam untuk bangsa Israel. Pertama, sabat membantu mereka menjaga keseimbangan hidup. Allah menciptakan
manusia bukan hanya dengan kemampuan untuk bekerja tetapi juga mengajari mereka
untuk beristirahat. Menariknya, perintah ini berlaku secara luas, bukan hanya
untuk orang Israel tapi juga untuk anak, hamba bahkan hewan ternak dan orang
asing yang tinggal bersama mereka. Kedua, sabat melatih kebergantungan pada
Allah. Dalam konteks padang gurun saat itu, Allah memberikan manna
selama enam hari lamanya dan berhenti pada hari ketujuh. Sehingga mereka harus
percaya bahwa Allah tetap memelihara mereka meskipun seharian penuh tidak
bekerja. Sabat menjadi pengingat bahwa hidup bukan hanya ditentukan oleh usaha
sendiri, tetapi oleh pemeliharaan kasih karunia Allah.
Saudara, makna sabat dalam perintah Tuhan ini masih relevan
bagi kehidupan orang percaya saat ini. Di dalam budaya modern yang menekankan
kerja keras maka penting bagi kita untuk tetap menjaga keseimbangan fisik dan
mental dengan ritme istirahat yang teratur. Dengan melakukannya, kita sedang
mengikuti rancangan atau pola yang sudah Allah tetapkan sejak awal penciptaan
yaitu manusia diciptakan untuk bekerja dan juga beristirahat. Selain itu, kita
pun belajar untuk menyerahkan hasil kerja kepada Tuhan dan mengakui bahwa
berkat dan keberhasilan sejati berasal dari Dia. Mari kita belajar untuk
menghidupi makna sabat sebagai anugerah yang menolong kita untuk menjaga
keseimbangan hidup dan semakin bersandar kepada pemeliharaan-Nya.
Saudara,
apakah saudara sudah menjaga keseimbangan antara bekerja, melayani, dan
beristirahat sesuai pola yang Allah tetapkan? Mari berdoa dan meminta hikmat
dari Tuhan sehingga kita dapat menyediakan waktu khusus setiap minggu untuk
sungguh berhenti dari kesibukan, menenangkan hati dan memusatkan perhatian
hanya kepada Allah. Biarlah di dalam istirahat, kita dapat semakin menyadari
bahwa hidup kita bergantung pada pemeliharaan dan kasih karunia Allah. (MS)
Komentar
Posting Komentar