Berkat Tuhan yang Tanpa Batas
Berkat Tuhan yang Tanpa Batas
Hukum yang
kedua yaitu, “Jangan membuat bagimu berhala yang menyerupai apa pun yang ada di
langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di
bawah bumi.” Alasan untuk tidak melanggar larangan ini adalah karena Allah
menghendaki bangsa Israel hanya menyembah-Nya. Hukuman diberikan sebab tindakan
tersebut merupakan penghinaan terhadap keagungan-Nya dan pelanggaran terhadap
perjanjian-Nya. Berhala yang dimaksud adalah patung-patung yang menyerupai
benda/binatang baik secara fisik yang menjadi objek penyembahan menggantikan
Allah (Kel. 32). Hal ini berarti bahwa tidak semua patung tidak diperbolehkan
oleh Allah, sebab dalam Kel.25: 18-20, Allah memerintahkan untuk membuat 2
kerub di atas tabut perjanjian. Perbedaannya adalah kedua patung kerub tersebut
tidak dijadikan objek penyembahan.
Hukuman yang
diberikan bagi mereka yang melanggar adalah, “...membalaskan kesalahan bapa
kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat..” Beberapa ahli
perjanjian lama menuliskan bahwa bentuk hukuman ini tidak menunjuk pada kutuk
turun menurun, melainkan konsekuensi dosa yang bisa berdampak pada generasi
selanjutnya terutama jika pola-pola pemberontakan terhadap Allah diteruskan
oleh generasi berikutnya (Yeh. 18: 20). Pada ay. 6 dituliskan, “...Aku
menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu keturunan, kepada mereka yang
mengasihi Aku dan berpegang pada perintah-perintah-Ku.” Bukan hanya hukuman,
tetapi Allah juga akan memberkati umat-Nya yang mengasihi dan berpegang pada
perintah-Nya sampai kepada beribu-ribu keturunannya.
Saudara,
satu hal yang menarik adalah cara berpikir orang-orang pada zaman PL yang juga
dilakukan pada masa kini. Cara berpikir tersebut adalah manusia
membuat/menciptakan sesuatu yang kemudian menjadi “allah” bagi mereka. Jika
pada masa itu manusia menciptakan patung, maka pada masa kini manusia
menciptakan uang, jabatan, kekuasaan, barang-barang mewah dan kemudian
“disembah” dan menggantikan Allah yang sejati. Hal ini menunjukkan bahwa
manusia konsisten terhadap cara dan pola pikir yang salah dan bahkan diajarkan
dari generasi ke generasi sehingga membentuk citra mental sampai saat ini.
Sikap ini dapat mendatangkan hukuman Allah bukan hanya kepada generasi pertama
tetapi pada semua keturunannya. Dengan demikian, jika saat ini kita menyadari
bahwa ada cara hidup yang mencerminkan penyembahan berhala maka berdoalah dan
meminta Roh Kudus untuk menolong saudara meninggalkan cara hidup tersebut
sehingga tidak meneruskan cara-cara tersebut kepada generasi selanjutnya.
Sehingga, berkat dan kasih setia Allah akan senantiasa dinikmati sampai pada
beribu-ribu keturunan.
Saudara,
mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara,
apakah ada cara hidup yang mencerminkan penyembahan berhala dalam kehidupan
kita? Jika ada mari mintalah Roh Kudus untuk menolong kita meninggalkan cara
hidup tersebut dan menggantikannya dengan kehidupan yang berdasarkan pada
nilai-nilai kerajaan Allah. (TH)
Komentar
Posting Komentar