Berkat Tuhan yang Tanpa Batas

Kamis, 10 Juli 2025
Berkat Tuhan yang Tanpa Batas 
Bacaan Alkitab : Keluaran 20: 4-6

Hukum yang kedua yaitu, “Jangan membuat bagimu berhala yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.” Alasan untuk tidak melanggar larangan ini adalah karena Allah menghendaki bangsa Israel hanya menyembah-Nya. Hukuman diberikan sebab tindakan tersebut merupakan penghinaan terhadap keagungan-Nya dan pelanggaran terhadap perjanjian-Nya. Berhala yang dimaksud adalah patung-patung yang menyerupai benda/binatang baik secara fisik yang menjadi objek penyembahan menggantikan Allah (Kel. 32). Hal ini berarti bahwa tidak semua patung tidak diperbolehkan oleh Allah, sebab dalam Kel.25: 18-20, Allah memerintahkan untuk membuat 2 kerub di atas tabut perjanjian. Perbedaannya adalah kedua patung kerub tersebut tidak dijadikan objek penyembahan.

Hukuman yang diberikan bagi mereka yang melanggar adalah, “...membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat..” Beberapa ahli perjanjian lama menuliskan bahwa bentuk hukuman ini tidak menunjuk pada kutuk turun menurun, melainkan konsekuensi dosa yang bisa berdampak pada generasi selanjutnya terutama jika pola-pola pemberontakan terhadap Allah diteruskan oleh generasi berikutnya (Yeh. 18: 20). Pada ay. 6 dituliskan, “...Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu keturunan, kepada mereka yang mengasihi Aku dan berpegang pada perintah-perintah-Ku.” Bukan hanya hukuman, tetapi Allah juga akan memberkati umat-Nya yang mengasihi dan berpegang pada perintah-Nya sampai kepada beribu-ribu keturunannya.

Saudara, satu hal yang menarik adalah cara berpikir orang-orang pada zaman PL yang juga dilakukan pada masa kini. Cara berpikir tersebut adalah manusia membuat/menciptakan sesuatu yang kemudian menjadi “allah” bagi mereka. Jika pada masa itu manusia menciptakan patung, maka pada masa kini manusia menciptakan uang, jabatan, kekuasaan, barang-barang mewah dan kemudian “disembah” dan menggantikan Allah yang sejati. Hal ini menunjukkan bahwa manusia konsisten terhadap cara dan pola pikir yang salah dan bahkan diajarkan dari generasi ke generasi sehingga membentuk citra mental sampai saat ini. Sikap ini dapat mendatangkan hukuman Allah bukan hanya kepada generasi pertama tetapi pada semua keturunannya. Dengan demikian, jika saat ini kita menyadari bahwa ada cara hidup yang mencerminkan penyembahan berhala maka berdoalah dan meminta Roh Kudus untuk menolong saudara meninggalkan cara hidup tersebut sehingga tidak meneruskan cara-cara tersebut kepada generasi selanjutnya. Sehingga, berkat dan kasih setia Allah akan senantiasa dinikmati sampai pada beribu-ribu keturunan.

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah ada cara hidup yang mencerminkan penyembahan berhala dalam kehidupan kita? Jika ada mari mintalah Roh Kudus untuk menolong kita meninggalkan cara hidup tersebut dan menggantikannya dengan kehidupan yang berdasarkan pada nilai-nilai kerajaan Allah. (TH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah