Proses Pembentukan Allah
Proses Pembentukan Allah
Saudara, Firman Tuhan yang baru saja kita baca
memberitahukan kita tentang kisah awal di Masa dan Meriba. Bangsa Israel
berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan di padang gurun Sin
sampai mereka tiba di Rafidim. Rafidim merupakan suatu tempat yang kering
sehingga bangsa Israel kehabisan air minum. Respons bangsa Israel terhadap
kondisi ini adalah berdebat dengan Musa melalui keluhan, “berikanlah air kepada
kami, supaya kami dapat minum.” (ay. 2). Musa menegur mereka sebab
sungut-sungut ini menunjukkan ketidakpercayaan mereka kepada penyediaan Allah
bagi umat-Nya berkaitan dengan kebutuhan dasar mereka yaitu makanan dan
minuman. Dasar dari keluhan bangsa Israel ini adalah tuduhan kepada Musa akan
tujuannya membawa mereka keluar dari Mesir yaitu untuk membunuh mereka di
padang gurun (ay. 3).
Saudara jika kita mengingat kembali, sejak bangsa Israel
dibawa keluar dari Mesir, Allah telah seringkali menolong mereka. Misalnya :
penyediaan makanan dan minuman di Mara dan Elim melalui 12 mata air serta 70
pohon kurma (Kej. 15: 22-27) dan penyediaan makanan di padang gurun yaitu manna
dan burung puyuh (Kej. 16). Pengalaman-pengalaman ini seharusnya telah
membentuk kepercayaan mereka akan pemeliharaan Allah dalam kehidupan mereka.
Namun kisah awal di Masa dan Meriba ini menunjukkan bahwa bangsa Israel keras
kepala dan menyangkal pengalaman-pengalaman kebaikan Allah tersebut sehingga
mereka tetap mengeluh ketika persediaan air mereka habis.
Saudara, sikap keras kepala merupakan sikap yang tidak mau
dibentuk oleh Tuhan. Dalam kisah yang kita baca hari ini, bangsa Israel tetap
tidak mau percaya terhadap pemeliharaan Allah meskipun Allah telah menolong
mereka. Sikap bangsa Israel ini mungkin saja masih menjadi sikap kita di
hadapan-Nya. Meskipun kita telah banyak mengalami pengalaman-pengalaman
ditolong oleh Allah namun tetap mengeluh, khawatir, takut akan situasi yang
bisa saja muncul seperti misalnya perekonomian yang sedang tidak baik-baik
saja. Dengan demikian, biarlah perenungan Firman Tuhan hari ini menguatkan kita
dalam berbagai situasi kehidupan yang sedang kita hadapi. Dan menjadi semakin
percaya bahwa Allah akan senantiasa menyediakan apa yang kita butuhkan.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru
saja kita dengar. Saudara dalam proses pembentukan Allah dalam kehidupan kita, apakah
kita bersedia dibentuk oleh-Nya? Jika belum mari berdoa meminta Allah untuk
semakin melembutkan hati kita. Sehingga bersedia untuk dibentuk oleh-Nya
melalui pengalaman-pengalaman bersama-Nya. (TH)

Komentar
Posting Komentar