Percaya dan Bersandar kepada Allah
Percaya dan Bersandar kepada Allah
Saudara,
ketika Bangsa Israel mengeluh karena lapar di
padang gurun, Tuhan berjanji akan menurunkan roti dari langit untuk mereka
setiap hari. Namun dalam janji-Nya, Ia membuat sebuah aturan yaitu mereka hanya boleh
mengambil secukupnya untuk sehari, kecuali pada hari keenam, mereka harus
mengambil dua kali lipat karena hari ketujuh adalah hari perhentian.
Saudara,
Tuhan menyatakan bahwa tujuan pemberian
manna bukan hanya untuk mencukupi kebutuhan mereka, tetapi juga untuk “menguji apakah mereka hidup menurut
hukum-Ku atau tidak” (Kel. 16:4b). Kata menguji dalam bahasa
aslinya berarti membentuk, mengasah, atau
menguji hati. Dengan menguji ini, Allah sedang melihat apakah mereka sungguh-sungguh
percaya kepada-Nya dan mau mengikuti petunjuk-Nya atau tidak.
Saudara,
melalui renungan hari ini kita melihat bahwa dalam
kehidupan sehari-hari, Allah juga menyediakan berkat, dan
pertolongan. Namun Allah juga ingin
mengajarkan kita untuk tidak
serakah, melainkan belajar bersyukur dan taat kepada perintah-Nya. Sama seperti Bangsa Israel hanya boleh mengambil secukupnya untuk sehari, kita diajak hidup dengan
iman dan bergantung pada penyertaan Allah
setiap hari. Melalui setiap berkat, Allah
sedang memurnikan iman kita apakah kita benar-benar percaya dan bersandar pada-Nya,
atau hanya mencari berkat-Nya tanpa setia kepada Firman-Nya. Marilah kita
menjadi orang percaya yang benar-benar percaya dan bersandar hanya kepada-Nya.
Saudara
apakah kita benar-benar percaya dan
bersandar pada Allah, atau hanya mencari
berkat-Nya tanpa setia kepada
Firman-Nya? Marilah menjadi pribadi yang benar-benar percaya dan bersandar hanya
kepada-Nya. (DS)

Komentar
Posting Komentar