The Best Decision
The Best Decision
Saudara, setelah Tuhan membebaskan
bangsa Israel dari Mesir, Firaun berubah pikiran dan ingin membawa mereka
kembali ke perbudakan. Dia membawa tentaranya dilengkapi dengan kereta-kereta
dan pasukan berkuda untuk mengejar orang Israel. Sementara itu, orang
Israel sedang berkemah di dekat Laut Teberau melihat kedatangan para pasukan
ini. Ketika melihat orang Mesir datang mendekat, mereka sangat ketakutan dan
berseru-seru kepada Tuhan. Dalam kepanikan tersebut, mereka juga mengeluh kepada
Musa dengan mengatakan bahwa seharusnya mereka tetap di Mesir saja. Menurut
mereka lebih baik menjadi budak dari pada harus mati di padang gurun. Kemudian
Musa menenangkan mereka dengan memberikan janji bahwa mereka akan melihat
keselamatan dari Tuhan dan mereka hanya perlu diam.
Dalam
peristiwa ini, bangsa Israel berada dalam kondisi emosional yang sangat
kompleks. Mereka baru saja mengalami euforia setelah dibebaskan dari Mesir
melalui kuasa Tuhan. Namun kegembiraan itu berubah menjadi ketakutan ketika
melihat pasukan Firaun yang gagah dan banyak itu mendekat. Mereka merasa
terjebak di antara laut dan tentara Firaun yang datang. Dapat dibayangkan bahwa
saat itu mereka mengalami kebingungan, kepanikan dan keputusasaan. Ditambah
lagi, orang Israel juga belum mengenal Tuhan secara mendalam sehingga ketika
bahaya datang maka mereka mengira bahwa perjalanan iman ini justru membawa
mereka pada kehancuran. Ketakutan dan keluhan mereka kepada Musa mencerminkan
dilema atau keresahan yang mereka alami.
Saudara,
dalam hidup kita pun sering kali mengalami situasi dilema seperti yang dialami
oleh bangsa Israel. Misalnya ketika kita memutuskan untuk memilih hidup sesuai
dengan kehendak Tuhan, meninggalkan dosa atau taat terhadap panggilan-Nya. Kita
justru diperhadapkan pada tekanan, kesulitan yang bertubi-tubi atau jalan yang
tampak buntu. Dalam keadaan ini, akan muncul rasa takut, ragu bahkan keinginan
untuk kembali pada cara hidup yang lama. Mungkin juga kita mulai mempertanyakan
apakah keputusan untuk mengikuti Tuhan adalah hal yang benar. Namun seperti
bangsa Israel, kita dipanggil untuk mengenal Tuhan lebih dalam dan percaya
bahwa Dia tidak akan meninggalkan kita di tengah perjalanan. Oleh sebab itu,
mari kita tetap percaya bahwa memilih untuk hidup dalam kehendak Tuhan adalah
keputusan yang tepat. Kiranya Tuhan memberikan kita semua kekuatan sehingga
dapat setia sampai akhir.
Saudara,
apakah keputusan untuk taat kepada Tuhan yang saudara ambil justru membawa
saudara pada situasi yang sulit atau tidak pasti? Jika ada, maka mari datang
kepada Tuhan di dalam doa dan membawa hal-hal tersebut. Kiranya di dalam
anugerah-Nya, Tuhan memberikan kita semua kekuatan untuk tetap percaya bahwa
hidup dalam kehendak Tuhan adalah keputusan yang tepat. Dan kiranya Roh Kudus
membimbing kita untuk selalu hidup di bawah pimpinan Tuhan. (MS)

Komentar
Posting Komentar