Stand By Grace
Stand By Grace
Peristiwa kehancuran dan kekalahan
Mesir terdengar hingga ke telinga bangsa-bangsa di sekitarnya. Kegentaran dan
rasa takut pun melanda mereka. Jika Allah bangsa Israel melawan mereka, tidak
ada cara yang sanggup mereka temukan untuk menahan kedahsyatan-Nya.
Meskipun Israel adalah bangsa yang
baru saja keluar dari perbudakan dan belum memiliki sistem kenegaraan maupun
kelengkapan sebagai sebuah bangsa, mereka tidak bisa dipandang sebelah mata.
Berita tentang kebesaran Allah Israel tersebar dan diceritakan oleh
bangsa-bangsa selama bertahun-tahun, bahkan sampai didengar oleh Rahab di kota
benteng Yerikho, empat puluh tahun kemudian. Hal itu membuat Rahab beriman
kepada Allah Israel.
Saudara, yang kita lihat bukan hanya
peristiwa besar tentang keluarnya bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Ayat ini
juga menunjukkan bahwa kekudusan dan kedahsyatan Allah mampu menghancurkan
segala sesuatu yang tidak berkenan di hadapan-Nya. Dosa tidak bisa bertahan di
hadapan Allah yang kudus. Hanya kasih karunia-Nya sajalah yang memungkinkan
manusia berdosa tetap hidup di hadapan kekudusan-Nya.
Kita dapat melihat kasih karunia Allah
itu di dalam salib Kristus. Kitalah yang seharusnya dihukum dan diremukkan di
atas salib. Namun, Kristus rela naik ke kayu salib untuk menanggung hukuman
atas dosa kita. Kasih karunia hanya dapat dikenali saat
kita menyadari bahwa kita ini tidak kudus, tetapi masih diperkenankan untuk
berdiri di hadapan Allah yang kudus. Kasih karunia ini begitu mahal, tak
terjangkau oleh usaha manusia mana pun. Hanya kemurahan Allah yang membuat kita
dapat menerimanya.
Saudara, sudah saatnya kita menyadari
bahwa hanya karena kemurahan-Nya sajalah kita bisa hidup. Kesadaran inilah yang
memampukan kita untuk mengasihi Allah dengan hormat dan penuh kegentaran.
Segala puji dan syukur bagi Allah yang Mahabesar, yang mengasihi kita dengan
kasih yang setia. (TM)

Komentar
Posting Komentar