Remembering
Remembering
Saudara,
perintah dalam ayat ini disampaikan sesaat setelah orang Israel keluar dari
Mesir. Secara keseluruhan perikop ini berisi penetapan hari raya roti tidak
beragi untuk mengingat peristiwa besar ini yaitu keluarnya bangsa Israel dari
perbudakan di Mesir. Kemudian secara khusus ayat 3 adalah perintah Allah yang
menegaskan bahwa hari pembebasan itu tidak boleh dilupakan.
Kata
“peringatilah” (Ibrani: zakor) memiliki arti yang lebih dalam dari sekedar
mengingat atau mengenang dalam pikiran. Kata ini menunjuk pada tindakan aktif
yang bertujuan untuk menghidupkan kembali pengalaman masa lalu secara nyata.
Dengan kata lain, saat memperingati peristiwa ini maka orang Israel bukan
sekedar sedang memutar ulang ingatan mereka terhadap peristiwa tersebut. Namun
mereka harus menghidupkan kembali makna dan emosi yang terkandung dalam
pengalaman tersebut. Melalui hal-hal yang ditetapkan Tuhan di ayat-ayat
selanjutnya seperti makan roti tidak beragi atau menceritakan kepada anak-anak.
Maka peringatan ini bukan hanya sekedar mengingat saja tapi mereka juga menyatu
kembali dengan karya penyelamatan Allah sehingga membentuk identitas mereka
sebagai umat yang telah ditebus.
Saudara,
sebagai orang percaya kita pun diajak untuk memperingati karya yang Allah
kerjakan. Bukan hanya sebagai peristiwa atau ajaran yang kita ketahui tetapi
sebagai pengalaman yang kita hayati dan diresapi lagi. Seperti saat kita
menceritakan kembali peristiwa di masa lalu misalnya kelahiran anak atau
kehilangan orang yang dicintai. Maka saat itu, jiwa kita pun dapat larut
sehingga kita dapat tertawa atau menangis seolah-olah peristiwa itu baru saja
terjadi. Demikian juga saat kita mengenang karya Allah atau pengorbanan Kristus
misalnya melalui perjamuan kudus, pembacaan Alkitab atau kesaksian maka kita
tidak hanya mengingat peristiwa tersebut. Namun kita sedang mengalami kembali
kasih dan kuasa Allah secara nyata.
Saudara,
apakah saudara masih menghayati karya keselamatan Allah melalui sakramen
atau ibadah? Ataukah saudara hanya sekadar mengingatnya sebagai cerita masa
lalu? Jika iya, maka mari datang kepada Tuhan di dalam doa. Kiranya Tuhan
memberikan kemampuan sehingga kita dapat mengalami kembali kasih dan kuasa
Allah melalui setiap sakramen atau ibadah yang kita ikuti. (MS)

Komentar
Posting Komentar