Titik Awal Baru
Titik Awal Baru
Saudara, dalam masa-masa perenungan tentang paskah minggu ini. Kita baru saja membaca kisah detik-detik sebelum kematian Tuhan Yesus di kayu salib. Ia mengetahui bahwa tugas-Nya untuk menebus dosa manusia hampir selesai sehingga Ia berkata, “Aku haus.” Lalu, para prajurit mencucukkan bunga karang pada hisop lalu mecelupkannya pada anggur asam dan diberikan kepada Yesus. Setelah meminum anggur itu, Yesus berkata “sudah selesai” lalu menundukkan kepala dan menyerahkan kepala-Nya (ay. 28-30).
Saudara, kata sudah selesai atau tetelestai merujuk bukan hanya tentang penderitaan yang Ia alami selama penyaliban. Tetapi juga bahwa misi-Nya untuk menebus dosa manusia telah digenapi di kayu salib. Penebusan Yesus ini menjadi titik awal bagi setiap kita untuk juga berpartisipasi dalam penebusan melalui proses pengudusan yang dikerjakan Roh Kudus dalam diri kita. Teladan Yesus yang menyelesaikan misi-Nya menjadi contoh bagi kita juga untuk tetap setia bekerja sama dengan Roh Kudus dalam proses pengudusan hingga akhirnya kita menjadi semakin serupa dengan Kristus (1 Yoh. 3: 2).
Saudara, ketika kita bekerja sama dengan Roh Kudus dalam proses pengudusan adakalanya godaan hadir dan berusaha melunturkan ketaatan kita kepada Allah. Godaan tersebut misalnya keserakahan terhadap materi sehingga menyingkirkan nilai-nilai kerajaan Allah tentang kejujuran, keadilan, dan kasih kepada sesama. Namun, tetaplah berjuang dalam ketaatan kepada Allah dan jangan izinkan godaan membuat kita menjadi lemah dan menyerah. Berdoalah meminta kekuatan kepada Allah sehingga kita tetap dapat bekerja sama dengan Roh Kudus dalam proses pengudusan dan menjadi semakin serupa dengan Kristus.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah kita masih bekerja sama dengan Roh Kudus dalam proses pengudusan? Mari tetaplah setia dan selesaikan proses pengudusan seperti Tuhan Yesus menyelesaikan tugas-Nya untuk menyelamatkan kita dari kematian kekal. (TH)

Komentar
Posting Komentar