Taat Saat Tidak Nyaman
Taat Saat Tidak Nyaman
Saudara, peristiwa dalam perikop ini
terjadi pada malam sebelum penyaliban. Saat itu, murid-murid sedang tertidur
dan Tuhan Yesus sedang berdoa sendirian di taman Getsemani. Saat itulah, Dia
menghadapi pergumulan batin yang luar biasa. Kata "cawan" di
ayat ini merujuk pada penderitaan, murka Allah atas dosa, dan salib yang sedang
menanti Tuhan Yesus. Sebagai manusia sejati, Tuhan Yesus merasakan kengerian
yang luar biasa. Tapi sebagai Anak Allah, Dia berserah penuh dan melangkah
dengan taat menuju penderitaan tersebut.
Dalam
peristiwa ini, Tuhan Yesus menunjukkan bahwa ketaatan kepada kehendak Bapa
harus lebih diutamakan daripada keinginan pribadi, walaupun hal itu berarti Dia
harus menghadapi penderitaan yang luar biasa. Hal ini menunjukkan bahwa
ketaatan tidak selalu hadir dalam kenyamanan. Sebaliknya ketaatan justru
seringkali diuji dalam penderitaan dan ketidakpastian. Contoh lain yang
mengalami hal ini adalah Ayub, seorang yang saleh tapi diuji melalui
penderitaan yang hebat (Ayub 1–2). Dalam kehilangan, sakit dan tuduhan, Ayub
tetap berkata, “TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama
TUHAN”. Dalam ketidaknyamanan itulah, ketaatan dan iman Ayub benar-benar
terbukti. Demikian pula, Tuhan Yesus yang menunjukkan bahwa ketaatan terletak
pada kesediaan untuk melakukan kehendak Allah meskipun tidak nyaman.
Saudara,
sebagai orang percaya ketaatan kita juga diuji ketika hidup tidak berjalan
sesuai harapan. Misalnya ketika doa kita belum juga dijawab, saat kita
kehilangan sesuatu yang berharga atau ketika panggilan Tuhan membawa kita pada
jalan yang sulit. Di saat-saat seperti inilah, kita harus meneladani Tuhan
Yesus dengan mempercayai sepenuhnya kehendak Tuhan dan bukan keinginan kita
sendiri. Marilah tetap taat, setia dan berserah penuh pada Tuhan meskipun
mungkin keadaan yang kita hadapi tidak nyaman.
Saudara,
apakah saudara tetap taat meskipun situasi yang dihadapi tidak nyaman? Mari
datang kepada Tuhan dan meminta kekuatan agar kita menjadi orang percaya yang
tetap taat dan setia pada Allah meskipun situasinya tidak sesuai harapan kita.
Kiranya Roh Kudus membimbing kita untuk menyadari bahwa ketaatan memang
ketaatan tidak selalu hadir dalam kenyamanan. (MS)

Komentar
Posting Komentar