Persekutuan Dengan Allah
Persekutuan Dengan Allah
Saudara
dalam ayat bacaan hari ini, kita melihat Allah memerintahkan bangsa Israel
untuk memakan anak domba Paskah dengan kesiapan penuh: pinggang berikat, kasut
di kaki, dan tongkat di tangan. Di malam itu, Tuhan akan melewati Mesir,
membunuh semua anak sulung, tetapi darah di ambang pintu akan menjadi tanda
perlindungan. Ayat-ayat ini menekankan bahwa pembebasan dari Mesir bukanlah
sebuah kebetulan, melainkan tindakan ilahi yang disengaja dan penuh kuasa.
Saudara, perintah Allah untuk memakan
anak domba Paskah dengan kesiapan penuh bukan hanya simbol kesiapan fisik,
tetapi juga kesiapan rohani untuk memasuki hidup yang baru yaitu hidup yang
tidak lagi diperbudak oleh Mesir, tetapi dipersembahkan bagi Tuhan. Saudara
melalui bagian Firman Tuhan ini, kita melihat bahwa tanah Kanaan bukanlah tujuan utama Allah membebaskan Israel. Dalam
Keluaran 7:16, Tuhan telah menyatakan maksud-Nya bahwa supaya mereka dapat
beribadah kepada-Ku di padang gurun. Tanah Perjanjian hanyalah media sebuah tempat di mana umat Allah
bisa beribadah dengan bebas,
tanpa penindasan. Pembebasan dari Mesir bukan tentang kebebasan absolut, tapi peralihan dari melayani Firaun menuju
melayani Tuhan. Jadi, inti dari keselamatan bukan pada tempat, tapi pada
hubungan: hidup untuk menyembah, taat, dan melayani Allah.
Saudara
melalui renungan hari ini, mengajak kita untuk memeriksa motivasi iman kita kepada-Nya.
Allah membebaskan kita dari dosa bukan hanya untuk memberi kita masa depan yang
lebih baik, tetapi supaya kita hidup untuk menyembah-Nya dalam roh dan
kebenaran. Tujuan utama hidup orang percaya bukan keberhasilan duniawi, tetapi
persekutuan dengan Allah. Mari arahkan hati kita, bukan hanya kepada
berkat-Nya, tetapi kepada Pribadi-Nya.
Saudara apa motivasi terdalam saya dalam mengikut Tuhan? Apakah mencari berkat-Nya atau mencari Pribadi-Nya? Marilah mengarahkan hati kita pada pribadi-Nya bukan hanya kepada berkat-Nya. (DS)
Komentar
Posting Komentar