Peka Terhadap Teguran-Nya
Peka Terhadap Teguran-Nya
Dalam perikop tentang kematian
anak sulung ini, Allah menyatakan hukuman-Nya yang terakhir kepada bangsa
Mesir. Allah membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, dari anak sulung Firaun
sampai kepada anak sulung orang tawanan beserta anak sulung ternak mereka. Lalu,
Firaun memanggil Musa dan Harun untuk membawa pergi seluruh bangsa Israel
bersama dengan ternak-ternak yang mereka miliki untuk beribadah kepada Tuhan.
Saudara, penghukuman atas Mesir
melalui kematian anak sulung sudah diperingatkan Tuhan pada Kel. 11: 1-10 dan
kemudian dilaksanakan Allah dalam Kel. 11: 29-42. Ketika kita membaca kisah ini
mungkin timbul pertanyaan dalam diri kita kenapa Tuhan harus membunuh anak
sulung? Saudara untuk menjawab pertanyaan ini, pertama-tama yang perlu kita
sadari bahwa kita tidak dapat memahami cara kerja Allah. Hanya ada beberapa
bagian dalam Alkitab yang dapat menjadi sedikit petunjuk untuk dapat memahami
mengapa Allah melakukan hal itu. Berdasarkan sistem kepercayaan bangsa Mesir
meyakini bahwa anak sulung Firaun memiliki kekuasaan dari dewa yang mereka
sembah. Anak sulung lainnya merupakan simbol generasi penerus keluarga yang
akan mewarisi tanah, harta, dll dari keluarga mereka. Sehingga, ketika anak
sulung menerima hukuman di hadapan suatu bangsa artinya seluruh kepercayaan
diri dan dewa mereka menjadi goyah.
Saudara,
dari kisah di atas kita dapat melihat bahwa Allah sedang menghancurkan
kesombongan bangsa Mesir melalui kematian anak sulung sehingga bangsa Mesir
dapat menjadi lebih rendah hati. Hal ini juga mungkin saja dapat terjadi dalam
kehidupan kita sehari-hari. Misalnya: Allah mengizinkan sesuatu yang buruk –
seperti : sakit penyakit, bencana alam, kebangkrutan, dll- terjadi dalam
kehidupan kita dengan tujuan untuk menjadikan kita lebih rendah hati. Dengan
demikian, mari minta kepada Allah untuk menjadikan hati kita semakin peka akan
cara-Nya menegur kita agar teguran-Nya senantiasa menjadikan kita tetap
bertumbuh semakin serupa dengan Kristus.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah kita sudah menjadi peka terhadap teguran Tuhan dalam kehidupan kita? Mari jadilah semakin peka dan bertumbuhlah untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus. (TH)
Komentar
Posting Komentar