Kesediaan untuk Dibentuk Allah

Kamis, 27 Februari 2025
Kesediaan untuk Dibentuk Allah
Bacaan Alkitab : Keluaran 5: 1-4

          Saudara dalam pasal 5 ayat 1-4 ini, kita dapat melihat bahwa Musa dan Harun menghadap Firaun. Mereka meminta agar Firaun mengizinkan bangsa Israel untuk beribadah kepada Allah Israel. Raja Firaun menolak permintaan tersebut dengan menyatakan bahwa ia tidak mengenal TUHAN yang dimaksudkan Musa dan Harun. Merespons hal ini Musa dan Harun memperkenalkan TUHAN yang mereka sembah dengan sebutan “Allah Ibrani” sehingga membedakan-Nya dengan dewa-dewa sembahan Mesir. Namun, Raja Firaun menolak permintaan mereka dan meminta Musa dan Harun untuk kembali bekerja.

          Saudara, ada satu hal yang menarik dari bagian awal kisah ini yaitu Musa, seorang penakut mulai menunjukan keberaniannya untuk berbicara kepada Firaun. Jika kita mengingat kembali dalam kisah-kisah sebelumnya, yaitu Musa lari ke tanah Midian setelah membunuh seorang Mesir dan menyembunyikannya (Kel. 2: 11-22).  Selain itu, 5 kali juga Musa menolak panggilan Allah karena ketidakpercayaan serta ketakutan-ketakutan (Kel. 3-4). Allah menumbuhkan iman Musa melalui berbagai pengalaman mujizat spektakuler seperti : tongkat yang berubah menjadi ular serta tangan kusta yang sembuh seperti sediakala (Kel. 4: 4-6).  Dianggap spektakuler sebab, wilayah Mesir diyakini dikuasai oleh dewa-dewa Mesir sehingga perbuatan ajaib hanya dapat dilakukan oleh dewa-dewa tersebut. Namun, “Allah Ibrani” dapat melakukan perbuatan ajaib di Mesir. Musa merespons pengalaman-pengalaman ini dengan iman, sehingga keberaniannya semakin bertumbuh dan ia menjadi lebih percaya diri untuk berbicara dengan Firaun. Hal ini menunjukkan bahwa kesediaan untuk dibentuk melalui pengalaman menjadikan Musa seorang yang pemberani.

Saudara, ada berbagai cara Allah mendidik umat-Nya. Hari ini kita diingatkan salah satu cara yang Allah gunakan yaitu melalui pengalaman-pengalaman dalam kehidupan kita. Pengalaman tersebut tidak harus selalu merupakan pengalaman yang spektakuler namun pengalaman biasa dalam keseharian kita. Misalnya : jika kita kurang sabar maka bisa saja Allah mengizinkan pengalaman yang dapat memicu amarah kita seperti : ada orang yang menyela antrean kita, pelayan restoran yang tidak mencatat pesanan kita dengan baik, anak-anak yang terus menerus melakukan kenakalan, pengemudi yang menyenggol kendaraan kita dll. Kesediaan kita untuk dibentuk dapat ditunjukkan dengan cara kita merespons pengalaman-pengalaman ini dengan terus menerus bersabar. Dengan demikian maka sifat kita yang dipenuhi amarah akan berubah menjadi sabar. Oleh karena itu, mari miliki hati yang bersedia untuk dibentuk melalui pengalaman kehidupan kita. Karena respons terhadap pengalaman-pengalaman itulah yang akan menjadikan kita semakin bijaksana juga serupa dengan Kristus.

          Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah kita bersedia dibentuk Allah melalui pengalaman-pengalaman yang kita temui? Mari respons pengalaman kehidupan kita dengan tepat sehingga kita mengalami perubahan menjadi semakin serupa dengan Kristus. (TH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah