Keberanian untuk Hidup bagi Allah

Jumat, 21 Februari 2025
Keberanian untuk Hidup bagi Allah
Bacaan Alkitab : Keluaran 4 : 13-17

          Saudara dalam ay. 13-17 yang baru saja kita baca, kita kembali melihat untuk ke-5 kalinya Musa menolak panggilan Tuhan. Bahkan, ia memohon kepada Allah agar mengutus orang lain untuk menyelamatkan bangsa Israel. Allah merespons Musa dengan murka dan mengizinkannya untuk menghadap Firaun bersama dengan Harun, kakaknya. Allah mengijinkan Harun ikut dengan Musa sebab Harun memiliki keterampilan dalam berbicara, sehingga Harun akan menyampaikan pesan Allah sedangkan Musa akan mendemonstrasikan kuasa Allah melalui tongkatnya (ay. 15-17). Dengan demikian, berakhirlah percakapan panjang antara Allah dan Musa berkaitan dengan penolakan demi penolakan yang dilakukan oleh Musa terhadap panggilan Allah.

          Saudara melalui berbagai alasan yang diajukan Musa kepada Allah ini, kita dapat melihat bahwa Allah murka sebab Musa semakin dihisap oleh ketakutan-ketakutannya. Selain itu, kita juga dapat melihat dua perbedaan antara Allah dan Musa. Jika Allah berfokus kepada penyelamatan umat-Nya termasuk melepaskan Musa dari jerat ketakutan-ketakutannya sehingga Ia terus menerus bersabar terhadap ketidakpercayaan Musa. Musa sendiri, hanya berfokus pada ketakutan-ketakutannya sendiri sehingga semakin menimbulkan ilusi tentang kelemahannya. Kedua perbedaan ini menunjukkan bahwa meskipun seringkali Musa tidak percaya pada Allah, namun Allah akan senantiasa bersabar. Murka yang Ia tunjukkan pun merupakan ekspresi kasih-Nya yang menghendaki Musa untuk bertobat dari dosa-dosanya.

          Saudara, kita juga seringkali terfokus dengan ketakutan-ketakutan dalam diri ketika mengikut Allah. Misalnya : Ketakutan terhadap penolakan dari orang-orang di sekitar karena kita memutuskan untuk hidup sungguh-sungguh bagi Allah. Ketakutan ini menjadikan kita berkompromi dan membiarkan gaya hidup dunia mempengaruhi hati dan pikiran kita. Seperti : ikut-ikutan merokok, minuman keras, berkata-kata sarkastik, hidup dalam perzinaan, kerakusan, dll. Meskipun kita rajin beribadah, melayani, atau melakukan disiplin-disiplin rohani. Padahal dalam Yohanes 15: 20 dituliskan, “…Jikalau mereka telah menganiaya AKU, mereka juga akan menganiaya kamu;…” Sebagai peringatan bahwa sebagai pengikut Kristus kita akan mengalami penganiayaan. Namun, ingatlah juga bahwa peringatan ini disertai dengan janji-Nya bahwa mereka yang menderita aniaya oleh sebab kebenaran akan menerima kehidupan kekal bersama-sama dengan Allah kelak (Mat. 5:10). Dengan demikian, Allah akan menyertai dan memberikan kekuatan bagi kita dalam menghadapi aniaya dan juga menjanjikan kehidupan bersama-sama dengan Allah dalam kekekalan.

          Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, adakah ketakutan dalam hati kita untuk memenuhi panggilan-Nya untuk sepenuhnya hidup kudus di hadapan-Nya? Jika ada. Mari datang ke hadapan-Nya dan mintalah Allah memulihkan hati serta menumbuhkan iman dan keberanian untuk hidup bagi Allah dengan sepenuh hati. (TH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah