Jangan Mengeraskan Hati

Senin, 24 Februari 2025                             
Jangan Mengeraskan Hati 
Bacaan Alkitab : Keluaran 4 : 21 - 23



Saudara, ayat yang kita baca merupakan bagian dari percakapan antara Tuhan dan Musa saat dia diutus kembali ke Mesir untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan. Tuhan mempersiapkan Musa untuk menunjukkan tanda-tanda ajaib di hadapan Firaun. Namun, Tuhan juga mengatakan bahwa Dia akan mengeraskan hati Firaun sehingga ia tidak akan langsung membiarkan bangsa Israel pergi. Kemudian Musa harus juga memberitahu pada Firaun bahwa Israel adalah anak sulung Allah sehingga jika ia menolak membebaskan mereka. Maka semua anak sulung orang Mesir akan meninggal.

Jika dilihat dalam bahasa aslinya maka makna kalimat “Allah mengeraskan hati” bukan berarti Allah menciptakan kejahatan dalam hati Firaun. Tapi makna dari kalimat ini adalah Allah membiarkan kehendak Firaun yang sudah keras hati sejak awal. Jika kita membaca ayat-ayat selanjutnya maka terlihat jelas bahwa Firaun berulang kali menolak peringatan Tuhan, meskipun sudah melihat mukjizat dan tulah yang terjadi. Mulai dari tulah pertama (Kel. 7:22) sampai dengan tulah ke tujuh (Kel. 9:34-35) Firaun tetap berkeras hati. Sehingga karena ia terus menolak maka Tuhan menyerahkan Firaun dalam kekerasan hatinya. Melalui kalimat ini, Tuhan ingin menjelaskan kepada bangsa Israel bahwa kekerasan hati Firaun bukanlah hal yang tidak terprediksi. Hal ini sudah diketahui oleh Tuhan jauh sebelum terjadi. Kekerasan hati merupakan perlawanan terhadap Tuhan dan mengakibatkan hal yang akan mencelakai dia.

Saudara, Firaun adalah contoh dari seseorang yang terus menolak Tuhan, bahkan ketika sudah melihat tanda-tanda yang ajaib. Saat ini juga banyak orang yang menolak teguran Tuhan atau kesempatan untuk bertobat meskipun sudah merasakan kasih dan kuasa-Nya dalam hidup mereka. Rasul Paulus pun menjelaskan jika seseorang terus-menerus mengeraskan hati dan menolak maka akan ada saat di mana Tuhan membiarkan orang tersebut tetap dalam kekerasan hatinya (Rm. 1:24-28). Sebagai orang percaya, mari kita belajar untuk peka dan selalu merespons teguran Tuhan. Jika Tuhan menegur kita melalui khotbah, Firman yang kita baca atau saudara seiman yang mengingatkan. Maka mari taat dengan teguran tersebut dan tidak menunda-nunda untuk bertobat.

Saudara, teguran apa saja yang Tuhan berikan pada saudara saat ini? Sudahkan saudara merespons teguran tersebut dan bertobat? Jika belum. Maka datang kepada Tuhan di dalam doa. Mari berdoa agar Allah memberikan saudara kekuatan dan menjadikan kesempatan ini untuk bertobat. Biarlah Roh Kudus membimbing saudara untuk selalu peka terhadap teguran Tuhan setiap hari. (MS)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah