Trust in God
Trust in God
Saudara, dalam ayat
yang kita baca Yusuf dan saudara-saudaranya beserta dengan sejumlah besar
rombongannya berangkat dari Mesir menuju gua Makpela untuk menguburkan Yakub. Namun
sebelumnya mereka berhenti di Goren-Haatad untuk melakukan prosesi perkabungan.
Lokasi ini adalah tempat untuk mengolah gandum yang terletak di Seberang sungai
Yordan. Tapi tempat ini dipilih untuk menjadi lokasi perkabungan karena
letaknya strategis dan cukup luas untuk menampung rombongan besar. Perkabungan
ini dilakukan selama tujuh hari seperti tradisi dalam budaya Timur Tengah kuno
yang menandakan penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal. Orang Kanaan
yang tinggal di sekitar wilayah itu mengingat peristiwa ini sebagai prosesi
yang besar dan menamai tempat tersebut dengan nama Abel-Mizraim yang
berarti “perkabungan orang Mesir”.
Ayat ini ditulis oleh Musa pada saat ia membawa
bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian. Ada beberapa pesan
yang ingin disampaikan oleh Musa melalui kisah ini: Pertama, tempat
perkabungan di Goren-Haatad yang bernama Abel Mizraim adalah tempat yang
masih ada dan dikenang oleh Kanaan sebagai sebuah tempat bersejarah. Meskipun
peristiwa itu terjadi beratus-ratus tahun yang lalu tapi saat mereka kembali
lagi ke Kanaan tempat tersebut bukanlah tanah yang asing. Kedua, Musa
mencatat bahwa Yakub di makamkan di Kanaan dan bukan di Mesir. Hal ini
menekankan bahwa Mesir bukanlah tanah warisan mereka. Tetapi Kanaan, negeri
yang sedang mereka tuju adalah tanah yang dijanjikan oleh Allah kepada nenek
moyang mereka. Secara keseluruhan, kisah ini menjadi pengingat kembali tentang
siapakah identitas mereka yaitu sebagai umat pilihan yang harus kembali ke
tanah perjanjian yang ditetapkan oleh Allah.
Saudara, permintaan
Yakub untuk dikuburkan di Kanaan memperlihatkan bahwa sampai akhir hidupnya ia berusaha
menggenapi rencana Allah. Dia meyakini bahwa Allah yang maha tahu akan mengatur
segala sesuatu untuk membawa keturunannya kembali ke tanah perjanjian. Oleh
sebab itu bagi bangsa Israel yang membaca kisah melalui tulisan Musa, meskipun
ratusan tahun telah berlalu tapi mereka diingatkan bahwa kedaulatan Allah dapat
mengendalikan sejarah untuk menggenapi janji-Nya. Termasuk peristiwa di mana Allah
membawa mereka keluar dari Mesir ke tanah perjanjian. Hal inilah yang akan mendorong
mereka untuk percaya kepada kemakuasaan Tuhan dalam perjalanan mereka saat itu.
Seperti Yakub yang mempercayai kemakuasaan Tuhan meskipun ia sendiri belum
melihat penggenapannya. Maka kita pun diingatkan untuk tetap mempercayai kemakuasaan
Tuhan bahkan ketika kita belum sepenuhnya memahami rencana-Nya. Kiranya Tuhan menuntun
kita untuk selalu bersandar pada
kemahakuasaan Tuhan dalam segala situasi.
Saudara, apakah saat ini saudara sedang menghadapi situasi yang sulit? Mari bawa semuanya di dalam doa kepada Tuhan. Kiranya Tuhan menganugerahkan kekuatan agar kita dapat menghadapi setiap situasi sulit tersebut. Dan kiranya Tuhan memberikan kita kemampuan untuk tetap percaya pada rencana-Nya yang indah meskipun kenyataan yang kita hadapi tidak sesuai dengan harapan. (MS)

Komentar
Posting Komentar