Wisdom of The Leader

Kamis, 12 Desember 2024
Wisdom of The Leader (Kebijaksanaan Seorang Pemimpin) 
Bacaan Alkitab : Kej. 48: 5-7

            Saudara pada masa-masa akhir kehidupan Yakub, ia memanggil Yusuf dengan tujuan untuk memberkati Manasye dan Efraim, anak-anak Yusuf. Pada ay. 5-6 berisi keputusan Yakub untuk mengambil Manasye dan Efraim sebagai anak-anaknya dan memberikan mereka bagian warisan yang berasal dari Yakub. Hal ini dilakukan oleh Yakub sebab dua hal yaitu : pertama, Yakub berusaha mengembalikan hari-hari yang pernah hilang antara dirinya dan Yusuf ketika Yusuf dinyatakan meninggal oleh saudara-saudaranya (Kej. 37: 32-35). Yusuf tidak lagi merasakan kehangatan dalam keluarga juga kehilangan kedudukan sebagai anak Yakub sebab dianggap meninggal.  Dengan demikian, Yakub mengembalikan kehormatan dan kedudukan Yusuf yang hilang dalam keluarganya melalui pengangkatan Manasye dan Efraim. Pengangkatan ini menjadikan Manasye dan Efraim setara dengan keturunan Yakub yang lainnya. Kedua, pengangkatan Manasye dan Efraim juga merupakan suatu tindakan untuk mencegah timbulnya konflik antara anak-anaknya di masa yang akan datang. Konflik tersebut adalah Yusuf membalaskan dendamnya kepada saudara-saudaranya setelah Yakub meninggal. (Kej. 50: 15). Sehingga, meskipun konflik tidak dapat dihindari di masa yang akan datang. Tetapi, anak-anak Yakub akan tetap memiliki apa yang menjadi warisan mereka.

            Saudara, melalui doa berkat yang diberikan Yakub kepada cucu-cucunya ini. Kita melihat adanya kebijaksanaan Yakub sebagai pemimpin keluarga dalam mempersiapkan masa depan bagi keluarga besarnya. Ia memikirkan dengan seksama dan matang bagaimana keluarga Yusuf memiliki kembali kedudukan dan warisannya dalam keluarga serta mengantisipasi terjadinya konflik setelah kematiannya. Sikap ini mengajarkan kepada setiap kita bagaimana seharusnya sebagai seorang pemimpin dalam keluarga, pekerjaan dan pelayanan juga agar dapat bertindak bijaksana dengan cara memikirkan kebaikan bagi semua orang yang kita pimpin. Misalnya : membuat keputusan yang akan memberikan dampak yang baik kepada semua orang; mengatasi konflik dengan mencegah kemungkinan kerugian yang akan terjadi; dll. Dengan demikian, mari tumbuhkan kebijaksanaan dalam bersikap sebagai seorang pemimpin dan mintalah Allah menolong kita dalam proses pertumbuhan tersebut.

            Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, sudahkah kita merendahkan hati di hadapan Allah dan meminta pertolongan-Nya dalam pertumbuhan menjadi pemimpin yang bijaksana? Jika belum. Mari datang kepada Allah dan mintalah pertolongan-Nya sehingga kita menjadi semakin bijaksana dalam setiap keputusan-keputusan yang kita buat. (TH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Ribka Menjadi Istri Ishak (5)

Allah Memegang Kendali