Iman yang Dewasa
Iman yang Dewasa
Dalam bagian ay. 6-8 ini, Yusuf
menjelaskan sudut pandangnya tentang seluruh peristiwa yang ia alami. Mulai
dari ketika dirinya dijual ke Mesir sampai dengan masa ketika ia telah diangkat
menjadi penguasa di Mesir. Satu hal yang menarik dari penjelasan sudut pandang
Yusuf tentang kehidupannya adalah, “Allah telah mengutus aku mendahului kamu
untuk menjaga kelanjutan keturunanmu di bumi dan memelihara hidupmu, sehingga
banyak yang selamat.” (ay. 7). Yusuf tidak menekankan penjelasannya pada
perasaan kecewa dan amarah yang dia rasakan karena telah disakiti maupun pada
pencapaian-pencapaiannya di negeri asing. Tetapi dengan rendah hati, Yusuf
memfokuskan seluruh kisah kehidupannya pada Allah, yang ia percaya memiliki
rencana yang indah tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi keturunan mereka
kelak.
Saudara jika kita melihat keseluruhan kisah
Yusuf yang telah mengalami berbagai peristiwa dalam kehidupannya mulai dari
dibuang sampai diangkat menjadi penguasa. Tujuan Allah mengizinkan umat-Nya
mengalami penderitaan adalah Ia hendak mendewasakan iman umat-Nya. Kedewasaan
iman Yusuf dapat kita lihat dari cara Yusuf memaknai setiap peristiwa dalam
kehidupannya. Dengan jernih, ia melihat bahwa Allah dapat mengerjakan kebaikan
untuk diri dan keluarga besarnya melalui peristiwa-peristiwa yang menyakitkan
dalam hidupnya.
Saudara, Allah sedang bekerja dalam
kehidupan umat-Nya. Ia adalah Allah yang setia dan tidak pernah meninggalkan
umat-Nya. Oleh sebab itu, jika saat ini kita sedang dalam masa-masa yang berat
karena masalah, sakit penyakit, tanggung jawab sebagai istri/suami; ayah/ibu;
anak dan saudara bagi keluarga kita. Maka, percayalah bahwa semua itu Allah izinkan
terjadi untuk mendewasakan iman kita. Dengan demikian, marilah tetap bersandar
pada kasih dan kesetiaan-Nya dalam kehidupan kita.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan
Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, bagaimana cara kita memaknai
peristiwa dalam kehidupan saudara? Percayalah bahwa Allah memiliki rencana
dalam kehidupan kita dan ia sedang bekerja untuk mewujudkan rencana tersebut.
Karena itu, tetaplah bersandar kepada Allah. (TH)
Komentar
Posting Komentar