Dukungan dalam Keluarga

Rabu, 13 Oktober 2024                               
Dukungan dalam Keluarga
Bacaan Alkitab : Kejadian 44 : 30-32

 

Saudara, ayat-ayat yang kita baca merupakan lanjutan dari kalimat Yehuda yang berisi permohonan agar Benyamin tidak di tahan di Mesir. Ia menjelaskan bahwa dalam waktu yang lama ayahnya telah berduka karena kehilangan anak yang dikasihinya yaitu Yusuf. Jika sekarang ayahnya yang sudah tua itu harus kehilangan Benyamin maka pasti ia akan sangat terpukul bahkan mati karena kesedihan tersebut. Apalagi sebelum pergi ke Mesir, Yehuda sudah berjanji pada ayahnya bahwa jika sampai ia gagal membawa pulang Benyamin maka ia akan menanggung dosa seumur hidupnya. Oleh sebab itu, Yehuda menawarkan bagaimana kalau dirinya saja yang bertanggung jawab menggantikan adiknya.

Penjelasan Yehuda dalam ayat ini menunjukkan bahwa ia sangat peka terhadap perasaan Yakub dan memahami betapa berharganya Benyamin bagi ayahnya. Yahuda memahami kondisi emosional ayahnya yang tidak stabil dan sangat terikat dengan Benyamin, terutama setelah kehilangan Yusuf. Sehingga jika sampai Benyamin sekarang tidak pulang maka hal itu pasti akan membawa duka mendalam bahkan menyebabkan kematian ayahnya. Di sini Yehuda bukan sekedar peduli terhadap janji yang sudah dibuatnya. Tapi Yehuda juga memikirkan bagaimana kondisi mental dan fisik ayahnya.

Saudara melalui sikap Yehuda dalam ayat ini, kita dapat mengambil pelajaran penting mengenai hubungan dalam keluarga. Seperti Yehuda yang memahami bagaimana perasaan dan kondisi emosional ayahnya maka kita juga dapat melakukan hal yang sama. Kita dapat menunjukkan empati dengan memahami perasaan dan kebutuhan emosional anggota keluarga yang lain. Terutama saat mereka berada dalam situasi yang sulit. Misalnya dengan menanyakan bagaimana perasaan mereka atau bersedia mendengarkan dengan serius dan mencoba memahami ketika mereka berbicara mengenai kebutuhan atau kekhawatiran yang dirasakan. Mari kita menyadari bahwa bukan sebuah kebetulan jika Tuhan menempatkan kita dalam sebuah keluarga. Sebab Tuhan pun menginginkan agar kita menjadi penolong dan pendukung bagi anggota keluarga yang lain. Marilah kita meminta pertolongan dan bimbingan Roh Kudus sehingga kita dapat saling menopang di dalam keluarga.

Saudara, bagaimanakah sikap saudara kepada keluarga selama ini? Sudahkah saudara berusaha menunjukkan empati dengan memahami perasaan dan kebutuhan emosional anggota keluarga yang lain? Jika belum. Maka marilah datang kepada Tuhan dan meminta hikmat dan bimbingan-Nya sehingga kita dapat menjadi penolong dan pendukung bagi anggota keluarga yang lain. Dan mari meminta kekuatan dari Roh Kudus sehingga kita dapat menjadi berkat di dalam keluarga. Kiranya Tuhan senantiasa memberkati dan melindungi keluarga kita di mana pun mereka berada. (MS)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ribka Menjadi Istri Ishak (5)

Small Things Big Impact

Abram di Mesir (1)