The Lust Trap
The Lust Trap (Jebakan Hawa Nafsu)
Bacaan Alkitab : Kejadian 38:12-20
Saudara, ayat-ayat bacaan hari ini
merupakan kelanjutan dari peristiwa penting yang terjadi di antara Yehuda dan
Tamar, menantunya. Setelah masa berduka dan berkabung atas meninggalnya istri
selesai maka Yehuda pergi ke Timna. Dia pergi bersama dengan sahabatnya yang
bernama Hira untuk melihat para tukang cukur domba. Tamar yang merasa diabaikan
pun bertekad untuk mendapatkan haknya sebagai ibu dari penerus garis keturunan
keluarga. Dia menutupi wajahnya dengan tudung untuk menyamar menjadi seorang
pelacur dan duduk di jalan menuju Timna. Saat Yehuda melihat Tamar, ia
mendekatinya dan meminta untuk berhubungan dengannya tanpa mengetahui identitas
aslinya. Tamar setuju dan meminta jaminan sebagai imbalan atas layanannya.
Yehuda menawarkan seekor anak kambing dari kawanan ternaknya sebagai bayaran.
Namun karena ia tidak membawanya saat itu, Tamar meminta jaminan yaitu meterai,
kalung, dan tongkat yaitu benda-benda pribadi yang sangat berharga dan menjadi
identitas seseorang. Hubungan tersebut membuat Tamar mengandung anak dari
Yehuda. Lalu dikemudian hari, Yehuda mengirimkan anak kambing melalui Hira,
sahabatnya. Tapi Tamar tidak ditemukan di sana dan tidak ada seorang pun yang
mengetahui keberadaan pelacur tersebut.
Di dalam cerita ini, apa pun alasan yang
melatarbelakangi tindakan Tamar yang menyamar sebagai pelacur untuk mengelabuhi
Yehuda agar tidur dengannya. Atau terlepas dari siapakah identitas pelacur yang
tidur dengan Yehuda. Tetapi tindakan Yehuda tetaplah sebuah dosa perzinaan di
hadapan Allah. Yehuda sangat mudah tergoda dan setuju untuk berhubungan dengan
perempuan yang ia anggap sebagai pelacur. Dia sama sekali tidak menunjukkan
sikap ragu-ragu atau mempertimbangkan kebenaran dibalik tindakannya. Yehuda
sangat mudah untuk mengikuti dorongan hawa nafsu kedagingannya tanpa
mempertimbangkan apa pun. Bahkan ia pun sampai mengorbankan barang-barang
pribadi yang merupakan identitas dan menunjukkan kedudukannya.
Saudara, Yehuda merupakan contoh orang
yang tidak berjaga-jaga atau waspada untuk melawan hawa nafsu. Ia berfokus pada
kepuasan diri sendiri dan membiarkan dirinya dikendalikan oleh keinginan yang
tidak sejalan dengan kehendak Allah. Peristiwa ini menjadi peringatan bagi kita
sebagai orang percaya. Saat godaan hawa nafsu datang maka kita harus selalu
waspada dan tidak mengikuti keinginan tersebut. Mari kita meminta kekuatan dan
bimbingan dari Roh Kudus agar kita mampu untuk hidup sejalan dengan kehendak
Allah.
Saudara, apakah
selama ini saudara hidup dengan mengikuti keinginan hawa nafsu? Jika iya. Maka
mari datang kepada Allah di dalam doa. Mari meminta kekuatan dari Allah
sehingga saudara mampu menolak dorongan hawa nafsu yang tidak sejalan dengan
kehendak Allah. Kiranya Roh Kudus membimbing saudara untuk hidup sesuai
kehendak Allah dan berfokus pada pada hal-hal yang bernilai kekal. (MS)
Komentar
Posting Komentar