The Lust Trap

Rabu, 11 September 2024                                          
The Lust Trap (Jebakan Hawa Nafsu)
Bacaan Alkitab : Kejadian 38:12-20

Saudara, ayat-ayat bacaan hari ini merupakan kelanjutan dari peristiwa penting yang terjadi di antara Yehuda dan Tamar, menantunya. Setelah masa berduka dan berkabung atas meninggalnya istri selesai maka Yehuda pergi ke Timna. Dia pergi bersama dengan sahabatnya yang bernama Hira untuk melihat para tukang cukur domba. Tamar yang merasa diabaikan pun bertekad untuk mendapatkan haknya sebagai ibu dari penerus garis keturunan keluarga. Dia menutupi wajahnya dengan tudung untuk menyamar menjadi seorang pelacur dan duduk di jalan menuju Timna. Saat Yehuda melihat Tamar, ia mendekatinya dan meminta untuk berhubungan dengannya tanpa mengetahui identitas aslinya. Tamar setuju dan meminta jaminan sebagai imbalan atas layanannya. Yehuda menawarkan seekor anak kambing dari kawanan ternaknya sebagai bayaran. Namun karena ia tidak membawanya saat itu, Tamar meminta jaminan yaitu meterai, kalung, dan tongkat yaitu benda-benda pribadi yang sangat berharga dan menjadi identitas seseorang. Hubungan tersebut membuat Tamar mengandung anak dari Yehuda. Lalu dikemudian hari, Yehuda mengirimkan anak kambing melalui Hira, sahabatnya. Tapi Tamar tidak ditemukan di sana dan tidak ada seorang pun yang mengetahui keberadaan pelacur tersebut.

Di dalam cerita ini, apa pun alasan yang melatarbelakangi tindakan Tamar yang menyamar sebagai pelacur untuk mengelabuhi Yehuda agar tidur dengannya. Atau terlepas dari siapakah identitas pelacur yang tidur dengan Yehuda. Tetapi tindakan Yehuda tetaplah sebuah dosa perzinaan di hadapan Allah. Yehuda sangat mudah tergoda dan setuju untuk berhubungan dengan perempuan yang ia anggap sebagai pelacur. Dia sama sekali tidak menunjukkan sikap ragu-ragu atau mempertimbangkan kebenaran dibalik tindakannya. Yehuda sangat mudah untuk mengikuti dorongan hawa nafsu kedagingannya tanpa mempertimbangkan apa pun. Bahkan ia pun sampai mengorbankan barang-barang pribadi yang merupakan identitas dan menunjukkan kedudukannya.

Saudara, Yehuda merupakan contoh orang yang tidak berjaga-jaga atau waspada untuk melawan hawa nafsu. Ia berfokus pada kepuasan diri sendiri dan membiarkan dirinya dikendalikan oleh keinginan yang tidak sejalan dengan kehendak Allah. Peristiwa ini menjadi peringatan bagi kita sebagai orang percaya. Saat godaan hawa nafsu datang maka kita harus selalu waspada dan tidak mengikuti keinginan tersebut. Mari kita meminta kekuatan dan bimbingan dari Roh Kudus agar kita mampu untuk hidup sejalan dengan kehendak Allah.

Saudara, apakah selama ini saudara hidup dengan mengikuti keinginan hawa nafsu? Jika iya. Maka mari datang kepada Allah di dalam doa. Mari meminta kekuatan dari Allah sehingga saudara mampu menolak dorongan hawa nafsu yang tidak sejalan dengan kehendak Allah. Kiranya Roh Kudus membimbing saudara untuk hidup sesuai kehendak Allah dan berfokus pada pada hal-hal yang bernilai kekal. (MS)

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ribka Menjadi Istri Ishak (5)

Small Things Big Impact

Abram di Mesir (1)