The Goodness of GOD

Sabtu, 14 September 2024
The Goodness of GOD  
Bacaan Alkitab : Kejadian 39 : 6-10

            Saudara, pada perikop ini kita membaca Yusuf telah mencapai keberhasilan dalam pekerjaannya di rumah Potifar, karena Allah menyertainya dan memberkati semua pekerjaan tangannya. Dari seorang budak belian, Yusuf telah menjadi orang kepercayaan di rumah Potifar sang kepala pengawal raja Mesir. Apapun yang dia kerjakan di dalam rumah maupun di ladang miliki Potifar Allah memberkatinya. Yusuf telah menjadi pekerja sekaligus administrator yang baik. Ayat 6 menuliskan Yusuf adalah seorang yang manis sikapnya dan elok parasnya. Seorang pekerja yang terampil dengan perilaku yang baik dan berpenampilan menarik.

            Semua kebaikan itu tidak serta merta membuat kehidupan menjadi mulus, mudah dan menyenangkan. Justru karena menjadi pribadi yang baik dan menarik membuat istri Potifar tertarik lalu memaksa Yusuf untuk melakukan perbuatan berdosa. Tetapi Yusuf mulai menyadari bahwa apa yang dulu dia dapatkan dalam mimpinya, mulai tergenapi dalam perjalanan hidupnya. Tanpa pertolongan dan campur tangan Tuhan tidak mungkin dia sampai pada jabatannya sekarang ini. Maut dan celaka bisa saja mendapatinya ketika jatuh ke dalam sumur, dan dalam perjalanannya sebagai budak. Tapi Tuhan menjauhkan semuanya itu. Maka dengan tegas Yusuf menolak ajakan berdosa itu. Yusuf menyadari bahwa tangan Tuhan yang membawanya sejauh ini. Pertolongan dan berkat Tuhan-lah yang membuatnya berhasil. Yusuf tidak mau berdosa terhadap Tuhan.

            Saudara, apakah saat ini keberhasilan dan pertolongan Tuhan telah membawa anda dalam keadaan yang baik?. Apakah anda melihat tangan Tuhan memberkati pekerjaan tangan saudara? Hingga keluarga, anak dan istri/suami dalam keadaan baik dan sejahtera?. Mari tetap memiliki kesadaran bahwa penyertaan, kebaikan  dan pertolongan Tuhan-lah dibalik semua ini. Ketika kehidupan bisa menjadi baik karena ditopang oleh kebaikanNya, masihkah memiliki “keberanian” untuk berdosa kepada Allah?. Kiranya hati kita senantiasa penuh dengan pengucapan syukur kepada Allah, gentar dan kagum akan penyertaanNya. (TM)

Refleksi : Ketika kehidupan saudara menjadi baik karena ditopang oleh kebaikanNya, masihkah memiliki “keberanian” untuk berdosa kepada Allah?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ribka Menjadi Istri Ishak (5)

Small Things Big Impact

Abram di Mesir (1)